BACA JUGA:BREAKING NEWS: Pilkades di Seluma, Kades Lubuk Gilang Tumbang, Desa Suban Draw
BACA JUGA:Bukan Perkara Pilkades, Ini Motif dan Kronologis Pembunuhan Adik Bupati Muratara
Jika masyarakat tidak bijak dalam beraktifitas terutama yang berkaitan dengan api, maka dampaknya bisa fatal.
“Di area rumah juga harus berhati-hati, bahan mudah terbakar harus dipisahkan. Kapan perlu, sampah dikubur dalam galian khusus,” terangnya.
Disisi lain, Hen Yepi mengaku BPBD selalu siap membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih selama musim panas akhir tahun ini.
BACA JUGA:Pembunuh Adik Bupati Muratara Ternyata 2 Saudara Kandung, Kini Diburu Polisi
BACA JUGA:Kemarau Berkecamuk, BMKG Prediksi 15 Wilayah Dilanda Hujan Lebat, Ini Daeranya
Pihaknya telah merencanakan program pembagian air bersih sekaligus penyiraman di titik yang rawan kebakaran.
“Nanti tim akan terjun ke lapangan. Kami lihat titik rawan dan akan diupayakan penyiraman. Untuk masyarakat mohon kerjasamanya,” bebernya.
Status zona merah rawan kebakaran hutan dan lahan di Bengkulu ini akan berakhir apa bila sudah terjadi hujan lebat yang menyebabkan permukaan tanah menjadi lembab.
BACA JUGA:Pilkades di Muratara Mencekam! Adik Kandung Bupati Tewas, 2 Rumah Dibakar
BACA JUGA:7 Provinsi Termiskin di Indonesia Versi BPS, 2 Dari Sumatera, Ada Provinsi Bengkulu
Namun mengacu pada perkiraan BMKG, belum ada tanda tanda hujan lebat akan terjadi di Bengkulu.
Bulan September ini merupakan puncak kemarau, kemungkinan hujan turun pada bulan Oktober.
Jika kemarau berlanjut hingg awal tahun 2024, hujan diprediksi baru akan turun pada bulan Februari. (red)