Petani Sawit Bengkulu Selatan Tersenyum, Harga TBS Naik Nih
Harga Kelapa Sawit Bengkulu Selatan terbaru-istimewa-raselnews.com
BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Petani kelapa sawit di Kabupaten BENGKULU SELATAN tersenyum. Apalagi kalau bukan terjadinya kenaikan harga jual tanda buah segar (TBS).
Dari pantauan, pada 4 Juli 2024, harga TBS kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Selatan kembali mengalami kenaikan. Di tingkat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) harga TBS mencapai Rp 2.420 per kilogram meningkat sekitar Rp 100 dari akhir Juni.
BACA JUGA:Genjot Produksi Kelapa Sawit, Pemda Bengkulu Selatan Lakukan Ini
Sementara harga TBS di tingkat pengepul di Rp 2.250 per kilogram. Hanya saja meski naik, para petani sawit di Bengkulu Selatan belum merasakan kenaikan tersebut.
Sebab kenaikan harga TBS tidak diimbangi produksi. Hasil panen mereka justru mengalami penurunan yang signifikan.
KTU PT Sinar Bengkulu Selatan (SBS), Softjan Tjiawi mengatakan kenaikan harga TBS ini disesuaikan dengan harga minyak sawit mentah (CPO) dunia serta biaya operasional.
BACA JUGA:Beraksi di Siang Bolong, Pencuri TBS Kelapa Sawit di Seluma Babak Belur Dihajar Massa
Tetapi menurut Softjan meskipun ada kenaikan harga yang signifikan di tingkat PKS dan pengepul, hasil panen TBS sawit para petani justru menurun.
Bahkan, pasokan TBS turun hingga 30 persen dibandingkan periode 2 bulan sebelumnya.
"Perubahan harga TBS masih relatif stabil dibandingkan dua bulan lalu, dengan harga masih di atas Rp 2.400 per kilogram. Namun, untuk memenuhi harapan petani secara optimal mungkin belum tercapai," ungkapnya.
Menurut Softjan, harga di atas Rp 2.400 per kilogram sudah cukup mendukung biaya pengelolaan lahan sawit dan hasilnya bagi masyarakat.
BACA JUGA:Harga TBS Kelapa Sawit di Bengkulu Selatan Naik, Humas PT BSL Beri Kabar Baik
Ia juga menambahkan bahwa pengiriman sebagian besar pengepul masih mengirim TBS ke PT. SBS karena perbedaan harga beli yang tidak jauh beda dan jarak tempuh yang dekat.
Namun, dengan jumlah panen yang menurun, ada kekhawatiran terkait jumlah pengelolaan CPO di waktu mendatang.
"Hasil perkebunan tentu tidak stagnan. Ada kalanya berubah karena berbagai faktor. Namun, tetap disyukuri bahwa kualitas TBS Bengkulu Selatan masih optimal," jelasnya. (cw1)
Sumber: