Dikenal Manusia Perahu, Kelompok Ini Menolak Hidup Modern, Ratusan Tahun Tetap Memilih Hidup di Lautan

Minggu 26-05-2024,19:55 WIB
Reporter : Andri Irawan
Editor : Andri Irawan

Mereka sering diperlakukan sebagai masyarakat hina dan inferior, tidak diizinkan tinggal di darat, menerima pendidikan, mengenakan pakaian sutra, atau bekerja di pemerintahan atau militer.

Segala sesuatu dari pernikahan hingga upacara pemakaman mereka adakan di atas perahu.

Sejak abad ke-18, berbagai upaya telah dilakukan untuk menghapus diskriminasi terhadap masyarakat Tanka, tetapi baru pada era Republik Rakyat Cina semua kebijakan diskriminatif tersebut dihapuskan sepenuhnya.

BACA JUGA:Kecantikan Bak Bidadari! 8 Negara Ini Penghasil Wanita Muslim Tercantik di Dunia, Ada Indonesia?

Sejak saat itu, banyak orang Tanka berpindah dari kehidupan tradisional di atas air menuju daerah urban, menyesuaikan diri dengan lingkungan modern namun tetap mempertahankan warisan budaya mereka yang unik.

Sebagai masyarakat yang bergantung pada laut, mereka mengandalkan perahu tradisional sebagai alat transportasi utama, baik untuk perdagangan, pendidikan, atau keperluan medis.

Masyarakat Tanka di desa terapung Fujian menghadapi tantangan unik dalam memperoleh air bersih. Pengumpulan air hujan adalah metode tradisional yang sering digunakan.

Air bersih juga dibawa dari daratan menggunakan perahu, kemudian disimpan dalam tangki besar atau digunakan langsung.

BACA JUGA:Indonesia Pecahkan Rekor! Negara Pertama Mampu Ubah Sawit Menjadi Bahan Bakar Bensin

Selain itu, praktik penguburan dan upacara pemakaman juga memerlukan perhatian serius karena keterbatasan ruang. Banyak yang memilih mengubur anggota keluarga di daratan, atau melakukan kremasi untuk menghemat ruang.

Abu dari proses kremasi biasanya disimpan dalam urna, ditempatkan di tempat suci, atau ditaburkan di sungai sesuai keinginan keluarga dan kepercayaan spiritual mereka. (and)

Kategori :