Tiga Kades Bandar Agung Dilaporkan Korupsi Dana Desa

Tiga Kades Bandar Agung Dilaporkan Korupsi Dana Desa

KOTA MANNA - Tiga Kepala Desa Bandar Agung Kecamatan Ulu Manna Kabupaten Bengkulu Selatan (BS), dilaporkan warganya ke polisi atas sangkaan korupsi dana desa (DD). Dalam laporan yang disampaikan ke Polres BS Senin (29/3), Kades dan Pjs Kades yang dilaporkan adalah yang menjabat pada masa jabatan tahun 2017-2020.

“Selain Kades dan Penjabat Kades, kami juga melaporkan Tim Pengelola Kegiatan tahun 2017 sampai 2020,” sebut Milusman didampingi Adiar Lufti serta sembilan warga lainnya saat ditemui di Polres BS, kemarin. Dalam laporan tersebut ada beberapa kegiatan yang anggarannya terindikasi diselewengkan. Tahun 2017 ada kegiatan pemangkasan tebing dan pengupasan jalan sentra tani tebat besak.

“Pemangkasan dan pengupasan jalan tidak memenuhi standar karena alat berat yang dipakai tidak layak operasional. Gorong-gorong yang dipakai berkualitas rendah dan diduga ada pemotongan upah pembuatan siring,” duga warga seperti yang tertuang dalam laporan.

Kegiatan tahun 2018 adalah pembuatan saluran air bersih (PAM Desa). Di mana warga menduga ada penyelewengan anggaran karena pipa pengganti saluran air kualitasnya lebih rendah dari pada pipa yang lama hasil pembangunan Pamsimas tahun 2015. Selain itu, juga diduga pemotongan upah pembuatan saluran pipa. Ditambah lagi manfaat pembangunan saluran air bersih tidak dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat desa.

Pada kegiatan tahun 2019, ada dua item yakni pembangunan jalan rabat beton sentra tani tebat besak sepanjang 3.487 meter. Dalam laporan warga ada beberapa indikasi penyimpangan uang Negara. Diantaranya mark up harga pembelian semen, pemotongan upah pekerja, pemotongan upah lansir semen. Dan tidak disetorkannya uang pembelian air sebanyak 51.410 liter ke BUMDes Harapan Bersama Desa Bandar Agung. Dalam kegiatan tersebut, warga menduga kerugian negara mencapai Rp 109,5 juta.

Kegiatan kedua di tahun 2019 adalah pembangunan jalan rabat beton lingkungan sepanjang 330 meter. Warga menduga ada mark up harga material, pemotongan upah pekerja, dan banyak tanda tangan pekerja yang dipalsukan. Di tahun 2020 berupa pembangunan plat deker. Warga menduga plat deker dibangun atau dibuat di jalan negara yang berada di wilayah Dusun Penganggiran Desa Bandar Agung.

Ada juga pembangunan jembatan gantung. Yang mana, dugaan penyimpangan dengan modus mark up harga material dan 90 persen hasil pekerjaan ambruk. “Kami berharap kepolisian dapat menindaklanjuti laporan kami ini agar diusut sesuai aturan hukum,” harap Milusman didampingi warga lainnya. (yoh)

Sumber: