Guru SMPN 1 BS Juara Sayembara Menulis Cerita Rakyat
KOTA MANNA – Lembaga pendidikan di Kabupaten BS patut berbangga dengan prestasi yang diraih oleh salah seorang guru SMPN 1 BS, atas nama Maya Fransiska, M.Pd. Pasalnya, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia (BI) sekaligus Ketua Forum Penulis Bengkulu Selatan (FPBS) tersebut. Berhasil meraih juara pertama dalam ajang sayembara menulis cerita rakyat yang diselenggarakan Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan lomba tersebut, Maya menyuguhkan cerita asli rakyat BS yang berjudul Batu Amparan Gading. Sumber cerita tersebut ia peroleh dari tetua adat dari Desa Lubuk Tapi Kecamatan Ulu Manna dan salah seorang tetua adat di Kelurahan Kota Medan Kecamatan Kota Manna.
Diceritakan Maya, motivasi dirinya mengangkat cerita rakyat BS dengan judul Batu Amparan Gading atau dalam bahasa serawai berarti batu lebar berwarna kuning mirip gading. Karena cerita tersebut belum pernah dibukukan atau ditulis secara mendalam oleh berbagai kalangan pegiat bahasa dan cerita rakyat. Sehingga layak untuk dipublikasikan dan dikemas dalam sebuah cerita agar menjadi referensi masyarakat Indonesia.
“Alhamdulillah, dalam kesempatan sayembara kali ini. Saya mendapat berkah untuk meraih juara pertama. Awalnya tidak menyangka kalau cerita yang saya buat bisa memenangkan lomba,” ujarnya.
Dijelaskan Maya, secara khusus isi dari cerita Batu Amparan Gading adalah menyajikan sebuah peristiwa istimewa yang terjadi di dalam sebuah kerajaan. Cerita tersebut ditulis sebanyak 68 halaman dan didukung dengan delapan gambar ilustrasi. Saat ini, buku hasil karyanya tersebut tengah diperbanyak untuk didistribusikan secara luas.
“Inti dari cerita itu lebih kepada manfaat sosial. Dimana, cerita itu menyajikan tentang kehidupan suasana kerajaan yang bernama Batu Ampar, yang kehidupannya makmur sejahtera. Lalu, di suatu hari mengalami musibah besar yakni isteri raja meninggal dunia,” kata Maya.
Sepeninggal isterinya tersebut, Maya mengaku raja dalam cerita Batu Ampar memilih untuk menikah lagi. Namun, isteri keduanya sangat jahat terhadap kedua anak raja yang saat ini beranjak remaja. Setiap hari kedua anak raja selalu disiksa dan dimaki.
“Karena terdesak, kedua anak raja lalu berlari keatasa baru amparan gading sambil menangis histeris. Dalam gumamannnya, anak raja berharap ada keajaiban yang bisa menyelamatkan mereka dari kejahatan ibu tiri,” cerita Maya.
Berkat kepolosan sang anak, keajaibanpun datang. Batu amparan gading mulai terangkat dari permukaan tanah hingga melampaui atap bangunan kerajaan. Sontak sanga raja terkejut dengan hal itu dan berharap kedua anaknya turun kembali.
“Namun kedua anak tak mau turun dan menginginkan agar batu amparan gading membawa mereka ke atas langit. Dengan harapan yang kuat, akhirnya kedua anak raja tiba di kerajaan langit lalu hidup bahagia, sementara sang raja menangis kesepian dan isteri mudanya diusir dari kerajaan,” jelas Maya.
Dengan adanya buku tersebut, Maya berharap niat baca masyarakat serta cerita rakyat asal BS kian berkembang dan dikenal luas secara nasional. Nantinya, buku hasil karyanya tersebut akan disebar ke berbagai sekolah dan diarsipkan ke Dinas Perpustakaan Daerah BS.
“Mudah-mudahan karya ini bermanfaat bagi masyarakat. Saya secara pribadi juga mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak. Mudah-mudahan kedepan, cerita BS kian berkembang,” pungkasnya. (rzn)
Sumber: