Bupati-Wabup Panen Raya Jagung Nusantara

Bupati-Wabup Panen Raya Jagung Nusantara

KEDURANG - Panen raya jagung di Desa Rantau Sialang Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) kemarin (29/9), merupakan satu wujud keberhasilan program tanam jagung di BS. Panen raya jagung dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada acara Panen Raya Jagung Nusantara yang dipusatkan di Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah yang dihadiri langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo. Kegiatan juga diikuti oleh kabupaten/kota seluruh Indonesia secara virtual, termasuk BS.

Bupati BS, Gusnan Mulyadi mengaku akan mengusulkan bantuan kepada Mentan RI untuk para petani di BS. Terutama peralatan dalam mendukung usaha pertanian. "Yang masih menjadi persoalan kami mengenai kemajuan hasil pertanian, kekurangan alat seperti rice milling unit (RMU/penggiling padi). Ada satu alat RMU untuk hilirisasi yang hanya mampu mengerjakan 10 ton, sedangkan lahan mencapai 800 hektar,” ungkap Bupati.

Gusnan berharap Mentan RI dapat menyalurkan bantuan RMU sedikitnya 10 unit. Serta berdirinya CPO mini karena selisih harga bisa mencapai 100 sampai 200 rupiah perkilogram dengan daerah lain. “Kalau ini terpenuhi, kemungkinan besar petani kami akan semakin maju dan sejahtera," papar Bupati kepada Mentan RI secara virtual.

Untuk penanaman jagung, sesuai janji Mentan RI bebarapa tahun lalu, Bupati menyampaikan BS siap menjadi sentral jagung di Provinsi Bengkulu. Bahkan lahan tanaman jagung di BS terluas di Provinsi Bengkulu dengan 8 ribu hektar lahan. Bupati menargetkan luasan lahan tanaman jagung dapat mencapai 15 ribu hektar di akhir tahun.

“Kalau kita lihat dari hasil panen dan data statistik, memang kurang. Karena kita hanya mengambil sampel saja, tetapi sudah dipastikan panen jagung yang dihasilkan dalam satu hektar mencapai 6 ton,” papar Gusnan.

Di sisi lain, BS juga menjadi daerah penanam padi terluas dengan luas tanam 8.300 hektar dengan dua kali masa panen dalam satu tahun. Pemkab BS juga akan membuat program hilirisasi untuk penangkaran bibit untuk 100 hektar yang nantinya akan dibagikan kepada seluruh petani. Namun, Bupati mengaku gabah padi asal BS banyak yang dijual ke Lampung karena belum adanya pengolahan gabah.

Sedangkan untuk kelapa sawit, Bupati mengaku masih dalam pelaksanaan program replanting. Sebagian masih dalam kondisi tanaman yang belum menghasilkan. "Kedepannya apa yang sudah dihasilkan dari tiga jenis pertanian ini, mampu untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Bahkan kami juga berharap bisa menjadi pengekspor hasil pertanian terbesar di Pulau Sumatra,” pungkas Gusnan. (one)

Sumber: