Membara, Ratusan Lanjaran Dibakar

Membara, Ratusan Lanjaran Dibakar

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Ratusan lanjaran (tempurung kelapa yang disusun dan disanggah sebatang kayu) dibakar secara serentak di Lapangan Sekundang Setungguan Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) Kamis (28/4) malam. Terang saja suasana Lapangan Sekundang Setungguan ini menjadi membara dengan nyala api.

Lanjaran merupakan salah satu tradisi warga BS untuk memeriahkan “Malam Nujuh Likur” atau malam ke 27 bulan Ramadan. Dahulu dengan penerangan yang masih kurang, hampir setiap rumah akan memasang dan membakar lanjaran di depan rumah masing-masing. Hal ini juga dapat menjadi penerang bagi umat muslim yang ingin pergi ke masjid untuk beribadah.

Namun lambat laun tradisi ini mulai pudar dan ditinggalkan. Hanya sebagian kecil warga yang masih membuat dan memasang lanjaran di depan rumah mereka.

Alasan itu pula yang membuat Bupati Gusnan Mulyadi dan Wabup H. Rifai Tajudin menginstruksikan agar seluruh OPD lingkungan Pemkab BS membuat lanjaran. Namun bukan dipasang di depan kantor atau rumah masing-masing. Seluruh lanjaran dikumpulkan di Lapangan Sekundang Setungguan.

Selain Bupati dan Wabup, Sekda BS Sukarni Dunip, SP, M.Si, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan seluruh Kepala OPD lingkungan Pemkab BS bersama-sama membakar lanjaran secara serentak, disaksikan warga yang memadati Lapangan Sekundang Setungguan.

Total ada 300 lebih lanjaran yang dibakar pada Malam Nujuh Likur ini. Sebelum membakar lanjaran, Pemkab BS melakukan kegiatan buka puasa bersama dilanjutkan salat Maghrib, Isya dan Tarawih berjemaah.

Bupati mengatakan tradisi bakar lanjaran memperingati malam Nujuh Likur ini sudah lama tidak dilakukan secara meriah seperti ini. Bahkan sejak belasan tahun lamanya, kearifan lokal seperti ini sudah makin tergerus oleh zaman modern.

Untuk itu, kegiatan ini agar budaya yang merupakan warisan nenek moyang kembali dilestarikan. “Kegiatan ini untuk membangkitkan budaya tradisional yang sudah hampir hilang, ini merupakan kewajiban kita sebagai generasi penerus. Karena dengan begitu kecintaan Pemkab BS terhadap Bumi Sekundang Setungguan akan tampak dan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten BS," kata Gusnan.

Dikatakan Gusnan, kegiatan ini juga sebagai bentuk kerinduan dengan adanya tradisi kearifan lokal yang sudah sangat lama tidak dilakukan lagi. Selain, akibat dampak pandemi Covid-19 yang melanda negeri sejak beberapa tahun terakhir.

Kegiatan seperti ini juga sudah sangat jarang dilakukan masyarakat BS lantaran kemajuan zaman. Dirinya berharap, kegiatan bakar lunjuk ini dapat terus dilestarikan hingga kapanpun.

“Ini merupakan obat rindu kita terhadap budaya kearifan lokal. Saya sangat merindukan tradisi seperti ini. Namun, Alhamdulillah sudah bisa dilakukan lagi di tahun ini, tahun-tahun depan akan dilaksanakan lebih meriah lagi dan butuh masukan semua pihak agar lebih menarik,” demikian Gusnan. (one)

Sumber: