BIOAKTIVITAS KITIN DAN KITOSAN Oleh : Yuyun Andrianti (1) Nina Jusnita (2)* PENDAHULUAN Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan hasil lautnya yang melimpah. Namun hingga saat ini pengolaban basil laut dari krustase belum dioptimalkan. Sebagai komoditas pakan yang bernilai ekonomis, selama ini skrustase hanya dimanfaatkan bagian dagingnya sebagai bahan campuran pembuatan krupuk, terasi atau makanan ternak dengan harga jual lebih rendah dibandingkan dengan harga bagian cangkangnya yang mengandung kitosan. Kitosan adalah ekstrak kulit binatang berkulit keras seperti udang dan kepiting. Kitin berasal dari bahasa yunani kitin, yang berarti kulit kuku. Kitin merupakan komponen utama dari eksoskeleton invertebrata, crustacea dan insekta dimana komponen ini berfungsi sebagai komponen penyokong dan pelindung. Senyawa kitin adalah suatu polimer golongan polisakarida yang tersusun at as satuan-satuan beta-(l'14)2-asetamido-2-deoksiD-glukosa atau poli-(1-l,4-N-asetilglukosamin), yang secara formalnya dapat dipertimbangkan sebagai suatu senyawa turunan selulosa yang gugus hidroksil pada atom C-2 digantikan oleh gugus asetamido (Taufan & Zulfahmi, 2010). Nama lain senyawa kitin adalah 2-asetamida-2-deoksi-Dglukopiranosa. Kitin juga merupakan polimer alam yang banyak terkandung dalam makhluk hidup seperti kulit udang, kerang, ketam, yeast, serangga dan jamur. Kitin biasanya diproduksi dari limbah binatang bercangkang seperti, kulit udang, rajungan, kerang atau binatang bercangkang (shellfish),yang berupa kepala,kulit, kaki dan ekor (crustacea). Kitin didapai dengan cara deproteinasi dan demineralisasi menggunakan asam dan basa kuat. Kitin merupakan tiga besar dari polisakarida yang paling banyak di temukan selain selulosa dan starch (zat tepung). Kitin menduduki peringkat kedua setelah selulosa sebagai komponen organik paling banyak di alam selulosa dan starch merupakan zat penting bagi tumbuhan untuk membentukmakanannya (zat karbohidrat) dan pembentukan dinding sel. Kitin juga banyak di temukan di dalam rangka luar marine zoo-plankton termasukjenis coral dan jellyfish. Jenis serangga yaitu kupu-kupu, kumbang mempunyai zat kitin terutama pada lapisan kutikula luar. Sedangkan pada dinding sel yeast, mushroom, dan jenis jamur lainnya banyak juga ditemukan kitin (Taufan & Zulfahmi, 2010).
Sumber | % Kitin |
Fungi (Jamur) | 5-20% |
Worms(cacing) | 3-20% |
Squigs/octopus (gurita) | 30% |
Spiders (laba-laba) | 38% |
Scorpions (kalajengking) | 38% |
Cockroaches (kecoa) | 35% |
Water beetle (kumbang air) | 37% |
Silk worm | 44% |
Hermit crab | 69% |
Kepiting | 71% |
Udang | 20-30% |