KDI Rawan Banjir, Pasar Manna Waspada Tsunami

Kamis 04-11-2021,10:00 WIB
Reporter : rasel03
Editor : rasel03

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Terhitung awal 2021, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu Selatan (BS) mencatat lebih dari 75 kejadian bencana alam di BS. Jumlah tersebut meningkat dari 2020 yang hanya 69 kejadian bencana alam.

Banjir dan tanah longsor masih menjadi bencana alam yang sering melanda BS. Namun BPBD BS mencatat tidak ada korban jiwa dari setiap bencana alam yang terjadi.

Kepala BPBD BS, Yarusdi Yunir, S.Sos, didampingi Sekretaris, Assilawati, SE, M.Si, mengaku BS masuk dalam peta rawan bencana. BS yang terdiri dari banyak aliran sungai, juga menyebabkan potensi banjir akibat luapan sungai. “Khususnya bagi wilayah yang berada di daerah aliran sungai (DAS),” ujar Yarusdi.

Ditambahkan Assilawati, masyarakat harus lebih waspada terhadap kemungkinan bencana alam. Selain itu, bencana non alam seperti kebakaran juga menjadi atensi bagi BPBD BS. Pasalnya tahun ini saja, tercatat ada 11 kejadian kebakaran, akibat korsleting listrik maupun kelalaian manusia.

Peringatan BMKG yang menyebutkan puncak musim hujan yang terjadi pada November 2021 hingga Februari 2022, sambung Assilawati, harus diwaspadai masyarakat. Terutama bencana banjir dan tanah longsor, serta pohon tumbang.

“Paling banyak memang bencana longsor dan pohon tumbang. Sementara banjir hanya terjadi di beberapa titik tertentu, terutama di wilayah yang dekat DAS,” papar Assilawati.

Dari 11 kecamatan yagn ada di BS, Kecamatan Kedurang Ilir masuk kategori tertinggi rawan bencana banjir. Total sebaran wilayah yang berpotensi terdampak banjir mencapai 12 desa. Kemudian disusul wilayah Kecamatan Kedurang dengan 11 desa berpotensi terdampak banjir.

“Sedangkan untuk wilayah kecamatan yang berpotensi tinggi untuk bencana longsor yakni Kecamatan Seginim. Tersebar di sembilan desa yang terpantau rawan longsor. Kemudian disusul Kecamatan Pino Raya yang juga masuk kategori rawan longsor dengan total wilayah mencapai delapan desa,” jelas Assilawati.

Beberapa wilayah lain masuk kategori rawan bencana alam gempa bumi dan tsunami. Seperti wilayah Kecamatan Manna, Kota Manna, Pasar Manna, Bunga Mas dan Kedurang Ilir yang. Selanjutnya wilayah Pasar Manna, Bunga Mas, Kedurang Ilir dan Desa Pasar Pino Kecamatan Pino Raya masuk dalam kategori rawan tinggi bencana tsunami.

“Untuk wilayah yang rawan tinggi bencana alam tsunami, diukur berdasarkan kontur tanah yang landai serta dekat dengan bibir pantai. Faktor bencana tsunami umumnya juga dipengaruhi oleh gempa bumi ataupun pergerakan lempeng,” beber Assilawati.

Menghadapi bencana alam yang dapat terjadi, kemarin BPBD BS menggelar Apel Kesiapsiagaan di Lapangan Sekundang Setungguan Manna. Kesiapan personel maupun peralatan diperiksa untuk memastikan dapat turun ketika bencana alam terjadi.

“Intinya tetap waspada dan pahami kondisi lingkungan. Bencana alam bukan musuh, namun sebuah kejadian yang harus selalu diwaspadai,” pungkas Assilawati. (rzn)

Jumlah Bencana Alam di Bengkulu Selatan  Sepanjang 2021 ;

Banjir                                      12 kali

Tanah Longsor                      20 kali

Pohon tumbang                     22 titik

Kebakaran                              11 titik

Angin puting beliung            4 kali

Gempa bumi                           6 kali

(sumber; bpbd bs)

Tags :
Kategori :

Terkait