Korupsi Dana KONI, Mufran Sindir Atlet dari Luar Daerah

Kamis 04-11-2021,11:00 WIB
Reporter : rasel03
Editor : rasel03

RASELNEWS.COM, BENGKULU - Terdakwa kasus dugaan korupsi anggaran Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Bengkulu, Mufran Imron, menyindir banyaknya atlet dari luar provinsi yang membela Bengkulu pada ajang PON 2021 Papua.

Hal itu disampaikan mantan Ketua KONI Provinsi Bengkulu itu pada sidang lanjutan kasus dugaan korupsi anggaran KONI 2020 yang digelar Pengadilan Negeri (PN) Bengkulu, kemarin (3/11).

Sidang dugaan korupsi anggaran KONI disinyalir merugikan negara hingga Rp11 miliar dari total anggaran Rp15 miliar ini, masih beragenda pemeriksaan saksi. Setidaknya 13 saksi dari pengurus cabang olahraga yang mengikuti PON Papua, dihadirkan ke persidangan. Termasuk Plt Ketua KONI Provinsi Bengkulu, Sanuludin, yang tengah menjabat Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi.

Dalam tanggapannya terhadap keterangan 13 orang saksi, Mufran mempertanyakan para atlet luar daerah yang dikirim ke PON Papua. "Atlet yang berangkat ke PON Papua itu dari luar," tegas Mufran.

Keterangan Mufran ini kemudian dipertanyakan kembali oleh Ketua Majelis Hakim Fitrizal, kepada Sanuludin. Hakim meminta penjelasan terkait kebenaran atlet dari luar daerah yang sengaja didatangkan pemerintah untuk membela Bengkulu pada PON dan Porwil 2019. "Jadi apakah bisa atlet dari luar membela nama Bengkulu,” kata Fitrizal.

Mendapat pertanyaan itu, Sanuludin membantah Bengkulu menyewa atlet dari luar. Mendatangkan atlet dari luar, kata Sanuludin, dibolehkan dengan mekanisme berlaku.

“Atlet yang lolos PON adalah mereka yang mendapatkan prestasi lima besar dalam ajang olahraga nasional, dalam hal ini Porwil. Mereka tidak kita beli (atau sewa, red), namun dengan kesadaran sendiri karena tidak dipakai daerahnya,” beber Sanuludin.

Dia mengaku saat itu Bengkulu menawarkan kepada atlet dari luar untuk membela Bengkulu, dan mereka bersedia. Proses mutasi itu juga dilakukan dengan verifikasi persyaratan telah memiliki KTP Bengkulu.

“Syaratnya harus sudah dua tahun ber KTP Bengkulu. Mereka membela Bengkulu sejak 2019 hingga 2021,” tegas Sanuludin.

Sebelumnya beredar informasi jika atlet yang membela Bengkulu pada Porwil 2019 banyak yang berasal dari luar daerah. Atlet yang meraih medali pada Porwil juga berhak lolos mengikuti PON Papua.

Dalam peraidangan ini, juga terungkap jika sebagian besar Cabor yang diberangatkan pada PON Papua, tidak mendapatkan suntikan dana pelatihan persiapan PON. Dana tersebut diketahui masuk ke rekening pribadi Mufran. (cia)

Tags :
Kategori :

Terkait