Kacang Kedelai Susah, Minyak Goreng Langka : Ukuran Tahu Tempe Diubah

Selasa 22-02-2022,11:23 WIB
Reporter : rasel03
Editor : rasel03

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN – Melambungnya harga kacang kedelai sebagai bahan baku utama produksi tahu dan tempe sebulan terakhir dikeluhkan oleh kalangan perajin tahu tempe di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS).

Harga satu karung kedelai dengan bobot 50 kilogram saat ini sudah menyentuh angka Rp 530 ribu. Padahal sebelumnya hanya berkisar Rp320 ribu. Dengan kenaikkan harga bahan baku utama tersebut, perajin tahu tempe secara otomatis akan mengeluarkan biaya produksi yang lebih besar.

Dampaknya, kemasan tahu dan tempe yang biasa dijual juga mengalami perubahan ukuran. Seperti diungkapkan Sumarni (35), salah satu perajin tahu tempe yang beralamat di Jalan Trip Kastalani Kecamatan Kota Manna. Saat ini biaya produksi tahu tempe hampir naik dua kali lipat dari sebelumnya.

Selain bahan baku yang mahal, ketersediaan stok kacang kedelai di pasaran juga menipis. “Sekarang semakin sulit, harga kacang kedelai semain naik. Sementara harga tahu tempe tidak ada perubahan. Kami sebagai pelaku usaha semakin kesulitan untuk mempertahankan bisnis supaya tetap berjalan,” aku Sumarni kepada Rasel Senin (21/2/2022).

Menurut Sumarni, kenaikkan harga kedelai dipicu oleh minimnya pasokan yang dikirim produsen kepada agen. Selama ini, pihaknya mengandalkan kedelai yang dikirim dari Provinsi Bandar Lampung. Sementara sejak awal tahun 2022, jumlah kiriman kedelai tersebut berkurang drastis.

“Untuk per hari itu biasanya kami mengolah 10 hingga 13 karung kacang kedelai untuk dibuat tahu dan tempe. Tapi sekarang hanya kebagian 4 karung. Siasat kami agar biaya produksi tetap seimbang dengan hasil penjualan, maka kemasan tahu tempe terpaksa diubah,” beber Sumarni.

Misalnya, satu papan tempe berukuran panjang 30 sentimeter dan lebar 5 sentimeter dulu dijual seharga Rp 8 ribu. Sekarang ukurannya diubah menjadi lebar 5 sentimeter dan panjang 20 sentimeter. Begitupun untuk ukuran tahu. Selama ini satu papan tahu basah panjang 30 sentimeter dan lebar 20 sentimeter dijual Rp 25 ribu, sekarang terpaksa dijual seharga Rp 35 ribu.

“Khusus tahu kenaikkan harganya Rp 10 ribu, kalau tempe harganya tetap sama tapi ukuran agak diperkecil,” ungkapnya lagi. Senada dikatakan Ice Purnama Sari (33) perajin tahu tempe lainnya. Selain keluhan harga kacang kedelai yang semakin tinggi, hal lain yang membuat biaya produksi tahu goreng semakin tinggi lantaran harga minyak goreng juga semakin melejit.

Sejauh ini harga 1 kilogram minyak goreng kemasan sudah Rp 20 ribu dari sebelumnya Rp 16 ribu. Sedangkan untuk minyak goreng curah sulit didapatkan. “Makanya kami juga mengurangi jumlah produksi tahu goreng, karena stok minyak goreng berkurang. Kami takut tahu tidak tergoreng semuanya dan akhirnya tahu menjadi busuk,” tutur Ice.

Untuk itu, pihaknya berharap Pemda BS dapat memberikan solusi tepat untuk menstabilkan harga kedelai dan minyak goreng. Sehingga pelaku usaha tahu dan tempe tidak terlalu dibebani biaya produksi, kemudian pasaran tahu juga tidak berubah harga.

“Kami (pelaku usaha) serba bingung, mau naikin harga takut dagangan tak laku, mau bertahan di harga lama kami yang tekor. Mudah-mudahan saja harga kedelai kembali normal,” harap Ice. (rzn)

Tags :
Kategori :

Terkait