BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Dua warga Jalan Gunung Tiga RT 07 Kelurahan Gunung Ayu Kecamatan Kota Manna terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Mereka adalah M Lathif Al Fadli (11) dan Al Hafidh Khalifi (6) keduanya merupakan saudara kandung yang tinggal satu rumah. Saat ini Fadli dan Hafidh masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasanudin Damrah Manna. “Fadli kondisinya sudah mulai membaik, sedangkan adiknya Hafidh masih butuh perawatan Intensif,” kata Jon aayah Fadli dan Hafidh.Awalnya Jon tidak menyangka kalau kedua anaknya terjangkit DBD. Fadli mulai demam Senin pekan lalu. Kemudian keesokan harinya Hafidh ikut demam dengan suhu tubuh tinggi. Oleh Jon kedua anaknya dibawah berobat ke salah satu praktik dokter di Kota Manna. Tapi kondisi anaknya tak kunjung membaik. BACA JUGA:Kasus DBD di Bengkulu Selatan Berhasil Ditekan Akirnya Sabtu pekan lalu diputuskan kedua anaknya dibawa berobat ke Rumah Sakit Hasanudin Damrah. Setelah dilakukan cek darah, trombosit keduanya sudah sangat rendah. Sehingga dokter mendiaknosa terjangkit DBD. Sementara itu, kurun waktu 9 bulan terakhir, penambahan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bengkulu Selatan masih tinggi. Sampai bulan September ini tercatat 191 kasus DBD yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan. Bahkan, kondisi ini terus bertambah meskipun dalam kurun dua bulan terakhir dapat ditekan karena gencarnya upaya pemerintah dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara massif dalam bentuk gotong-royong kebersihan lingkungan. Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) BS, Didi Ruslan, M.Si melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Budi Syahputra, M.Kes mengatakan dari total 191 kasus, 186 diantaranya sudah dilakukan tindakan fogging disekitar rumah warga yang terjangkit. Dan dalam satu dua hari ini petugas juga kembali akan melakukan fogging di tiga lokasi yakni di Desa Kemang Manis Kecamatan Pino Raya, di wilayah jalan Kolonel Burlian Kota Manna dan kawasan sekitar Ponpes Al-Quraniah Kota Manna. BACA JUGA:DBD Terus Bertambah, Pemkab Bengkulu Selatan Canangkan Gerakan Serentak PSN “Untuk fogging tetap kami upayakan, namun sistemnya antrean, dan korban harus dinyatakan postif terjangkit DBD,” ujar Budi Syaputra. Dikatakan Budi, fogging sebenarnya bukan solusi terbaik mengatasi DBD, melainkan cara yang baik dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan dan membasmi jentik nyamuk. Hal ini terbukti setelah Pemkab BS menggencarkan kegiatan gotong royong, maka kasus DBD mulai menurun. Karena itu, pihaknya terus memberikan imbauan kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk terus menggalakan 3M plus yaitu, mengubur, menimbun dan menguras genangan air, serta menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan anti nyamuk seperti lotion atau kelambu dan lainnya. "Faktor utama yang mempengaruhi meningkatnya kasus DBD akhir-akhir ini tidak lain lantaran kepadatan populasi nyamuk Aedes Agypti sebagai sumber penularan penyakit. Tentunya itu disebabkan oleh banyaknya genangan air di sekitar pemukiman, kondisi ini yang harus selalu diperhatikan,” terangnya. (one)