
BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Pabrik kelapa sawit milik PT Sinar Bengkulu Selatan (SBS), menghentikan aktivitas pasca meledaknya tabung sterilizer, yang terjadi Jumat (21/10/2022).
Pabrik yang berada di Desa Nanjungan, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu itu berhenti operasi minimal selama enam pekan selama masa perbaikan dan investigasi pihak kepolisian. Perbaikan juga membutuhkan waktu karena bagian perebusan kelapa sawit mengalami rusak parah dan harus dirombak total. BACA JUGA:Begini Kronologis Meledaknya Mesin Perebus Pabrik PT SBS Bengkulu Selatan “Pastinya berhenti dulu operasi, perbaikan dulu. Mungkin bisa memakan waktu selama enam pekan atau lebih,” ujar Pengawas Produksi PT. SBS, Hans Ferry Yudho. Dia mengaku ledakan sterilizer tak hanya berdampak bagi komponen rebus. Ledakan itu juga berdampak dengan komponen penggerak TBS dari loading ramp hingga pipa penyalur CPO ke tanki utama. “Semburan material ledakan radiusnya 100 meter lebih. Jadi bukan tidak mungkin komponen lain ikutan rusak dan harus diperbaiki,” ungkap Hans. BACA JUGA:Limbah Parbrik PT BSL dan PT SBS Diperiksa Sayangnya, Hans juga menolak mengomentari mengenai kemungkinan kurang terawatnya mesin pabrik CPO tersebut. “(Kurangnya perawatan,red) Kami kurang tahu. Langsung ke manajemen saja,” tuturnya. Sekedar mengingatkan, tabung sterilizer atau mesin perebus kelapa sawit PT. SBS di Desa Nanjungan Kecamatan Pino Raya, meledak sekitar pukul 13.04 WIB, Jumat (21/10/2022). Sterilizer berkapasitas 50 ton meledak diduga tidak kuat menahan uap panas yang dialirkan dari pipa boiler. BACA JUGA:Karyawan SBS Tewas Setelah Terjerembab ke Mesin Janjang Akibat ledakan tersebut, dua karyawan pabrik yang bertugas sebagai operator, Iswandi Afindi dan Muslimin, meninggal dunia. Sementara 19 karyawan lainnya yang juga tengah bekerja, selamat karena tengah berada cukup jauh dari titik ledakan. (rzn)