RASELNEWS.COM - Keluarga Zammit, yang tinggal di Sidney, Australia, tetap teguh dalam keputusannya untuk tidak menjual tanah dan rumah mereka kepada pengembang, meskipun ditawari uang sebesar AUD50 juta atau sekitar Rp491 miliar.
Meskipun sekitar rumah mereka telah berubah menjadi properti perumahan dan daerah tersebut tidak seindah dulu, Keluarga Zammit memilih untuk tetap hidup di tanah seluas lima hektare itu.
Rumah mereka terlihat seperti replika miniatur Central Park New York jika dilihat dari atas, menjadi sebuah oasis hijau yang kontras dengan deretan rumah abu-abu di sekitarnya.
Properti keluarga Zammit bernilai sekitar US$3 juta pada tahun 2012, berdasarkan harga rumah tetangga saat itu. Meskipun demikian, mereka menolak penawaran pengembang dan memilih untuk mempertahankan rumah dan tanah mereka.
BACA JUGA:Viral Wanita Senang Dapat Akta Cerai: Terima Kasih Ya Allah Engkau Telah Mengakhiri Penganiayaan Ini
Keputusan keluarga ini mendapat pujian dari agen real estate lokal dan tetangga mereka, yang menganggap rumah keluarga Zammit sebagai sebuah oasis hijau yang memberikan lingkungan yang lebih aman dan luas.
Tetangga mereka sangat berterima kasih dan berharap keluarga Zammit tetap tinggal di sana.
BACA JUGA:Salam Pimpinan Ponpes Al Zaytun di Peringatan 1 Suro Viral, Wabup Indramayu Bingung
Sebuah video timelapse yang menunjukkan perubahan di area sekitar rumah keluarga Zammit menjadi viral. Video tersebut memperlihatkan bagaimana rumah mereka tetap bertahan di tengah perubahan sekitarnya, dari tanah pertanian menjadi perumahan dengan atap abu-abu.
Seorang agen real estat, Taylor Bredin, memberikan pujian kepada keluarga Zammit karena keputusan mereka untuk tetap tinggal di tengah godaan penawaran pengembang.
BACA JUGA:Viral di TikTok Baliho Selamat Telah Berhasil Menjadi Pelakor dan Hamil
Dia memperkirakan bahwa tanah seluas itu bisa menampung 50 rumah berukuran 3.200 kaki persegi, dan setiap rumah akan bernilai sekitar 1 juta dolar Australia atau hampir US$700.000.
Keluarga Zammit telah mempertahankan pilihan mereka untuk tetap hidup di tanah dan rumah mereka sendiri, menunjukkan keberanian dan kesetiaan mereka pada tempat yang mereka anggap sebagai rumah dan warisan keluarga. (red)