BACA JUGA:Kisah Romantis Robin Hood Dengan Maid Marian Dikenang Di Inggris
Gubernur mengaku kopi menjadi salah satu komoditas andalan Bengkulu dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Sekaligus sebagai salah satu produk untuk meningkatkan kunjungan ke daerah.
"Kalau orang ngomong Bengkulu, tentunya ingat dengan kopinya. Karena itu kualitas juga harus tetap dijaga,” demikian Rohidin.
BACA JUGA:Wadimin Segera Dilantik Jadi Anggota DPRD Bengkulu Selatan, Senin Ini Agenda Pelantikan Dibahas
BACA JUGA:BKN Umumkan Pembatalan Kelulusan Peserta Seleksi PPPK Tenaga Teknis 2022, Cek Linknya di Sini
Pada tahun 2016 lalu, kopi Robusta Bengkulu yang berasal dari Kabupaten Kepahiang berhasil masuk dalam jajaran kopi terbaik pada Kontes Speciality Indonesia (KSI) atau Indonesia Cupping Competition.
Kontes ini digelar oleh Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) bersama Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) di Jakarta. Juri-juri yang menilai pun berasal dari 12 negara.
BACA JUGA:Hasil Pilkades Draw, Dua Cakades Nanjungan Siap Siap, Ini Kata Sekretarias DPMD Bengkulu Selatan
berdasarkan data tahun 2016, perkebunan kopi Bengkulu mencapai 95.313 hektar, rinciannya di Kabupaten Bengkulu Urata seluas 12.213 hektar, Kabupaten Mukomuko 147 hektar, Rejang Lebong 21.059 hektar, Kepahiang 24.017 hektar.
Kemudian di Kabupaten Lebong seluas 7.624 hektar, Bengkulu Selatan 3.082 hektar, Seluma 16.760 hektar, Kaur 7.985 hektar dan Kota Bengkulu seluas 21 hektar.
Berdasarkan data pemerintah, ada 66.999 warga Bengkulu berprofesi petani kopi yang tersebar di 10 kabupaten/kota di Bengkulu.
Dengan rincian dengan 64.632 di antaranya menanam kopi robusta dan 2.367 menanam arabika.