RASELNEWS.COM - Karomah Syekh Muhammad Sholeh, atau yang lebih dikenal dengan Syekh Muhammad Sholeh Gunung Santri, saat ini masih melegenda bagi masyarakat Banten.
Syekh Muhammad Sholeh yang wafat pada 1550 Masehi adalah seorang santri dari Sunan Ampel, setelah menimba ilmu beliau menemui Sunan Gunung Jati.
BACA JUGA:Karomah Imam Hambali, Jin Saja Takut dengan Sandalnya
Beliau diperintahkan oleh Sunan Gunung Jati untuk mencari putranya yaitu, Sultan Maulana Hasanuddin yang sudah lama tidak ke Cirebon sambil berdakwah. yang kala itu Banten masih beragama Hindu dan masih dibawah kekuasaan kerajaan Pajajaran, yang dipimpin oleh Prabu Pucuk Umun dengan pusat pemerintahannya berada di Banten Girang.
Salah satu karomah Syekh Muhammad Sholeh bin Abdurrahman yang terkenal yakni mampu berubah jadi ayam jago untuk mengelabuhi musuh.
Kesaktian Syekh Muhammad Sholeh diperoleh setelah sebelumnya dengan tekun menjadi santri dan menimba ilmu kepada Sunan Ampel dan Sunan Gunung Jati (Sultan Syarif Hidayatullah) yang menjadi pemimpin Cirebon.
Dalam tugasnya, Syekh Muhammad Sholeh akhirnya berhasil menemukan Maulana Hasanudin di Gunung Lempuyang di kawasan Kampung Merapit, Desa Ukir Sari, Kecamatan Bojonegara.
Dalam pertemuan itu, Maulana Hasanudin menolak untuk kembali ke rumahnya di Cirebon dengan alasan ingin mensyiarkan agama Islam di daerah Banten yang saat itu sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Hindu.
BACA JUGA:Bujang Kurap, Manusia Sakti Dari Jambi Keturunan Si Pahit Lidah, Buat Danau Hanya Pakai Lidi
Hingga akhirnya Syekh Muhammad Sholeh ikut menetap di Bojonegara, Serang, Banten dan berdakwah menemani Maulana Hasanuddin.
Maulana Hasanudin pun mengangkat Syekh Muhammad Sholeh untuk menjadi pengawal sekaligus penasihat dengan julukan Cili Kored.
Julukan itu disematkan karena Syekh Muhammad Sholeh berhasil mengembangkan pertanian dengan mengelola sawah untuk hidup sehari-hari dengan julukan sawah si derup yang berada di Blok Beji.
Akan tetapi syiar agama Islam yang dilakukan Maulana Hasanudin dan Syekh Muhammad Sholeh ditentang penguasa Kerajaan Pajajaran, Prabu Pucuk Umun.
Itu karena Maulana Hasanudin dan Syekh Muhammad Sholeh berhasil menyebarkan agama Islam sampai bagian Selatan Gunung Pulosari (Gunung Karang) dan Pulau Panaitan Ujung Kulon, Banten.
Prabu Pucuk Umun pun menantang Maulana Hasanudin untuk bertarung dengan cara mengadu ayam jago dan sebagai taruhannya jika kalah akan dipotong lehernya.
BACA JUGA:Si Pahit Lidah, Manusia Sakti Dari Sumatera Selatan, Ternyata Ini Kelemahannya