RASELNEWS.COM - Pengembangan tanaman perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus meluas. Masyarakat merasa tanaman kelapa sawit ini sangat menguntungkan.
Namun dibalik pengembangan tanaman perkebunan kelapa sawit secara besar besaran oleh masyarakat ini bisa mengancam kestabilan stok pangan, khususnya di Bengkulu.
BACA JUGA:Update Pengusutan Kasus Koprupsi BOS SMK IT Al Malik Bengkulu Selatan, Pejabat Eselon II Diperiksa Jaksa
Saat ini sudah ribuan hekrat lahan sawah di Bengkulu yang disulap menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, tidak menutup kemungkinan lahan sawah yang dialihfungsikan menjadi kawasan perkebunan kelapa sawit akan semakin luas.
Kondisi ini membuat pemerintah mulai ketar ketir akan terjadi krisis pangan. Sehingga pemerintah mulai menetapkan larangan petani mengalihfungsikan lahannya menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.
BACA JUGA:Polisi Tembak Polisi di Rusun Polri Cikeas, Satu Tewas, 2 Ditetapkan Tersangka
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Penabrak IRT Kaur Terdeteksi, Truk Warna Merah, Kabur Menuju Bengkulu Selatan
Namun kenyataan di lapangan, larangan tersebut tidak digubris oleh masyarakat. Lahan sawah tadah hujan yang kesulitan mendapatkan pasokan air.
Sebagian besar sudah berubah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.
Selain kelapa sawit, lahan sawah di Bengkulu juga sudah banyak yang dijadikan tempat pembangunan rumah.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Tabrak Lari, IRT di Kaur Sekarat, Sopir Mobil Kabur
BACA JUGA:RESMI! Pengumuman 6 Besar Calon Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota
Masyarakat menimbun sawahnya dan dijadikan lahan untuk mendirikan bangunan.
Menyikapi kondisi ini, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Bengkulu Selatan Edi Suswanto S.Pt melarang keras petani melakukan alih fungsi lahan persawahan menjadi perkebunan kelapa sawit.
Selain akan merusak areal sawah di dekatnya, keberadaan tanaman sawit di dekat sawah juga berpotensi mengurangi persediaan air. Pasalnya akar kelapa sawit yang sangat besar menyerap sumber air untuk aktivitas pertanian.
BACA JUGA:Ternyata Kepribadian Seseorang Bisa Dilihat dari Bentuk Jari Kaki, Kamu yang Mana?
BACA JUGA:Tak Mau Salah dan Gagal! 6 Zodiak Paling Berhati-hati dalam Bertindak
"Jangan campur adukkan antara sawah dan perkebunan sawit. Sawah khusus tanam padi, dan tidak perlu ditanami sawit. Kedepan itu lahan semakin sempit, makanya pertahankan areal persawahan yang masih ada saat ini, " tegasnya.
Dijelaskan Edi, para petani hendaknya memaksimalkan produksi beras melalui pengelolaan tanaman padi yang sesuai standar.
BACA JUGA:Tertawa dan Memuji? Hati-hati, Berikut 7 Tanda Teman Iri kepada Anda
Karena kedepan potensi terjadinya krisis pangan sangat besar akan terjadi. Jika hal demikian ditemui masyarakat, maka generasi penerus akan kalang kabut mencari sumber pangan.
"Kapan perlu, lahan yang bisa dikelola menjadi sawah hendaknya dibuat maksimal atau lahannya diperluas lagi dengan sistem pengelolaan modern. Karena kalau tanaman padi dikelola maksimal, hasilnya pasti bisa untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun ekonomi, " jelasnya.
BACA JUGA:INI DIA! Kunci Jawaban Tebak Kata Shopee Tantangan Harian Hari Rabu 26 Juli 2023
Sejauh ini dirinya menyebut tim Distan BS terus mendata dan menyurvei areal sawah yang dialihfungsi menjadi lahan sawit.
Jika nanti terus ditemukan, bukan tidak mungkin PPL akan terjun ke lapangan untuk memberikan pengertian dan arahan kepada masyarakat. Sedangkan secara total di 11 kecamatan BS, masih tersisa 22 ribu hektar lahan sawah yang masih produktif.
BACA JUGA:WASPADA! Gunung Dempo di Pagaralam Sumsel Semburkan Uap Panas, Warga dan Pendaki Dilarang Mendekat