BACA JUGA:Bonus Anggota Paskibraka, Bengkulu Dapat Uang Saku dan Jalan Jalan, Paskibraka Seluma Harus Menunggu
Selama penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang.
Salah satu pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang mereka.
Namun, Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api disana.
BACA JUGA:Turnamen Sepak Bola Bupati Kaur Cup, Tanjung Kemuning Juara, Pertandingan Berlangsung Seru
BACA JUGA:Bahaya! Ratusan Warga Seluma Digigit ANjing, Rentan Tertular Rabies, Ini Rincian Kasusnya
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang.
Puncaknya adalah pengambil alihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September 1945. Hingga saat ini tanggal 28 September diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia.
BACA JUGA:Menggemaskan, Ribuan Peserta Didik TK/PAUD di Bengkulu Selatan Ikuti Pawai Kebudayaan
BACA JUGA:Program 1.000 Jalan Mulus di Seluma Terus Diluncurkan, Tahun ini 100 Jalan Dibangun
Hal ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI).
Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946 untuk melakukan agresi militer, Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).
BACA JUGA:Waspada Penularan HIV Kian Mengkhawatirkan, Tahun Ini Tercatat 266 Warga Tertular Penyakit Berbahaya
BACA JUGA:Pengusutan Kasus Perkelahian Tewaskan Tiga Nyawa di Bengkulu Selatan, Sejumlah Saksi Diperiksa
Berdasarkan perjanjian damai Konfrensi Meja Bundar (KMB) Desember 1949, dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda.
Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950.
Pada tanggal 25 Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).
BACA JUGA:BRI Berikan Pelayanan Kredit Kendaraan Baru atau Bekas, Siapkan KTP dan KK
BACA JUGA:Muslim Wajib Tahu! Ini Doa dan Adab Masuk Kamar Mandi
Pada tahun tersebut mulai diperkenalkan juga lambang Wahana Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkeretaapian Indonesia sebagai sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan bangsa tanah air.
Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1971.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) tahun 1991.
BACA JUGA:Ternyata Upil Bisa Mendeteksi Kesehatan, Warna Hijau Diminta Segera ke Dokter
BACA JUGA:Tak Perlu ke Bank! Begini Cara Pinjam Uang di BSI Limit Rp 50 juta Lewat HP
Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta Api (Persero) tahun 1998. Pada tahun 2011 nama perusahaan PT. Kereta Api (Persero) berubah menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan meluncurkan logo baru.
Itulah sejarah singkat tentang perkeretaapian Indonesia yang belum banyak diketahui.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan. (red)