BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM – Akhir akir ini para perajin batu bata di Bengkulu dirundung kesulitan.
Batu bata yang mereka produksi sulit terjual kalaupun ada yang laku harganya sangat murah.
Kondisi ini disebabkan sepinya permintaan. Faktor sepinya permintaan ini disebabkan kondisi perekonomian masyarakat sedang lesu.
Sehingga sedikit masyarakat yang membeli batu bata sebagai material mendirikan bangunan.
Kondisi dipersulit dengan minimnya bangunan gedung pemerintah tahun ini.
Sementara biaya produksi yang dibutuhkan perajin batu bata di Bengkulu terus naik. Seperti harga tanah bahan baku pembuatan batu bata yang terus melonjak, harga pasir dan harga kayu bakar yang terus naik.
BACA JUGA:Ingin Mendapat Sertifikat Tanah Gratis, BPN Bengkulu Selatan Siapkan Kuota 4.500 Persil, Ini Caranya
BACA JUGA:ICW: 15 Bacaleg DPR-DPD di Pemilu 2024 Berstatus Mantan Napi Korupsi, 6 Dari Nasdem, 1 Dari Bengkulu
Sedangkan harga batu bata hanya Rp 300 rupiah perbuah, itupun sulit laku.
Saat ini batu bata yang sudah dibakar menumpuk di kurup (tempat produksi bata).
Kondisi sulit ini menyebabkan para perajin batu bata terlilit hutang.
Apalagi sebagian besar perajin batu bata di Bengkulu hanya mengandalkan usaha pembuatan batu bata sebagai sumber pendapatan.
BACA JUGA:Catat! Ini Syarat Dokumen Ajukan KTA di Bank Bukopin Limit Rp 25 Juta Hingga Rp 100 Juta