RASELNEWS.COM - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengusulkan agar pemerintah mengatur kadar gula dalam makanan anak untuk mencegah penyakit tidak menular, seperti diabetes melitus pada anak.
"Seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap bahaya gula," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI, Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K).
BACA JUGA: Tips Agar Anak Mau Tidur Sendiri, Dan Usia Ideal Pisah Kamar!
BACA JUGA:Orang Tua Wajib Tahu! 5 Cara Menjaga Kesehatan Anak saat Musim Hujan
Piprim mengusulkan agar pemerintah juga mewajibkan pencantuman takaran gula pada kemasan makanan yang dikonsumsi anak-anak.
"Seperti halnya, harus mencantumkan kadar gula yang terkandung pada setiap minuman manis dalam satuan yang setara dengan sendok gula pasir," jelasnya.
Ia menekankan bahwa informasi takaran gula pada kemasan dapat membantu orang tua lebih waspada terhadap kadar gula dalam makanan anak, mengingat prevalensi diabetes pada anak terus meningkat.
BACA JUGA:Batasi Durasi Anak Menonton TV! Ini Alasannya
BACA JUGA:Psikoterapis: Ucapan Orang Tua Ternyata Berpengaruh Pada Kesehatan Mental Anak
Berdasarkan data IDAI hingga pertengahan 2022, prevalensi diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat dibandingkan tahun 2010, dengan dua kasus diabetes per 100 ribu anak.
"Kenapa gula begitu berbahaya? Karena tidak dianggap berbahaya seperti rokok.
Rokok ada peringatan 'rokok dapat membunuhmu', tapi gula belum memiliki peringatan serupa," kata Piprim.
BACA JUGA:Pendampingan Orang Tua Penting, Saat Anak Berada Dalam Konflik dengan Lingkungan Sekitar!
BACA JUGA:Istri Sedang Pergi, Ayah di Bengkulu Ini Beraksi, Anak Kandung Langsung Disetubuhi
Ia mengaku banyak makanan dan minuman di pasaran mengandung gula atau pemanis buatan yang jika dikonsumsi secara terus-menerus dapat membahayakan kesehatan.
Piprim menjelaskan, konsumsi gula atau karbohidrat yang cepat diserap tubuh dapat membuat kadar gula darah anak melonjak dan turun drastis.
BACA JUGA:Siap-Siap! Mendikdasmen Sudah Siapkan Platform Pembelajaran Matematika Bagi Anak TK dan SD
BACA JUGA:10 Program Beasiswa untuk Anak PNS! Mulai Jenjang SD hingga S3
Kebiasaan tersebut, menurut Piprim, menciptakan lingkaran setan yang berujung pada adiksi, kelebihan nutrisi, kelebihan kalori, dan akhirnya memicu penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes melitus, hipertensi, serta gangguan ginjal.
Ia menegaskan pentingnya membatasi konsumsi gula pada anak untuk melindungi mereka dari risiko penyakit tidak menular di masa depan. (**)