RASELNEWS.COM - Pakar sekaligus Dokter Spesialis Dermatovenerologi, dr. Nenden Sobarna, memaparkan ciri-ciri kosmetik ilegal yang mengandung merkuri, salah satu zat berbahaya bagi kesehatan.
Ia menjelaskan bahwa kosmetik bermerkuri biasanya memiliki bau menyengat yang kadang-kadang disamarkan dengan tambahan pewangi.
"Yang wajib dilakukan adalah, memeriksa apakah produk tersebut sudah terdaftar di BPOM. Jika terdaftar, pastikan keasliannya dengan memeriksa langsung di situs web resmi BPOM.
BACA JUGA:Perbedaan Kebutuhan Perawatan Kulit Pria dan Wanita Menurut Pakar
BACA JUGA:Banyak yang Belum Tahu! Kandungan Gizi Kulit Kentang Ternyata Lebih Baik dari Dagingnya
Selain itu, perhatikan karakteristik fisiknya, seperti tampilan yang mengkilap, bau menyengat, dan tekstur yang sedikit lengket. Produk ini juga kadang memiliki warna abu-abu," ujar dr. Nenden.
Ia juga mengingatkan untuk berhati-hati terhadap kosmetik yang menjanjikan kulit putih dalam waktu singkat.
Selain itu, produk bermerkuri sering kali dilengkapi dengan peringatan agar tidak digunakan bersamaan dengan perhiasan seperti emas.
"Itu adalah indikasi bahwa produk tersebut mengandung merkuri," tegasnya.
BACA JUGA:Wajib Tahu! Warna Kulit Pisang Berpengaruh Kandungan Gizinya, Mana yang Lebih Baik?
BACA JUGA:Minyak Pada Kulit Bisa Memperlambat Penuaan, Benarkah?
Dr. Nenden menjelaskan bahwa bahaya merkuri tidak hanya berdampak pada pengguna langsung, tetapi juga pada orang-orang di sekitarnya.
Penggunaan produk ini dapat menghasilkan penguapan yang berbahaya.
Hal ini turut ditegaskan oleh Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, yang menyebutkan merkuri dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk kerusakan sistem saraf, ginjal, paru-paru, hati, dan saluran pencernaan.
BACA JUGA:Jangan Sia-siakan! Inilah 7 Manfaat Kulit Pisang untuk Kesehatan
BACA JUGA:Pria Juga Wajib Merawat Kulit Wajah, Begini Caranya?
"Merkuri adalah logam berat yang sangat berbahaya. Sifatnya toksik, dapat bertahan di lingkungan, dan mampu berpindah jauh melalui atmosfer," ujar Vivien.
Selain ditemukan dalam kosmetik ilegal dan produk seperti termometer, paparan merkuri juga dapat terjadi akibat kebocoran lingkungan, misalnya dari aktivitas penambangan emas ilegal.
Vivien menekankan bahwa pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen untuk menghapuskan penggunaan merkuri dengan menandatangani Konvensi Minamata dan meratifikasinya melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2017.
BACA JUGA:Wanita Wajib Tahu, Ini Dia Tips Dasar Merawat Kulit Wajah Agar Lebih Mempesona
BACA JUGA:Rahasia Luar Biasa Sebutir Telur untuk Kecantikan! Mencegah Jerawat Hingga Mengencangkan Kulit
Sebagai langkah implementasi, pemerintah telah menyusun Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN PPM) sejak 2019.