Toyota Alih Fokus dari Mobil Listrik ke Mobil Hybrid, Pilihan Realistis di Masa Transisi
Proses perakitan mobil Toyota-istimewa-raselnews.com
RASELNEWS.COM - Di tengah perlambatan pertumbuhan mobil listrik (EV) dan lonjakan permintaan mobil hybrid, Toyota memilih mengalihkan fokus dari pengembangan EV murni ke kendaraan bermesin hybrid sebagai solusi transisi yang lebih realistis bagi konsumen global.
Secara global, mobil hybrid menjadi pilihan populer karena menawarkan efisiensi bahan bakar, tidak bergantung pada infrastruktur pengisian daya, dan cocok sebagai solusi jangka menengah menuju era elektrifikasi penuh.
BACA JUGA:Toyota Land Cruiser 300 Kini Hadir dengan Pilihan Mesin Hybrid
Salah satu contohnya adalah seorang pegawai pemasaran berusia 34 tahun di Amerika Serikat yang awalnya sangat antusias dengan EV. Namun, ia mulai lelah harus terus memantau baterai dan mencari stasiun pengisian saat bepergian ke luar kota.
Ketika Toyota meluncurkan Prius Prime (plug-in hybrid), ia langsung tertarik. Mobil ini mampu menempuh jarak hingga 40 km hanya dengan tenaga listrik, cukup untuk perjalanan harian, sementara mesin bensin tetap tersedia untuk perjalanan jarak jauh di akhir pekan.
Hasilnya, ia mampu menghemat hingga 60% biaya bahan bakar dibandingkan mobil bensin sebelumnya, tanpa khawatir soal waktu pengisian atau jarak tempuh.
BACA JUGA:Toyota Innova Hycross Raih Rating 5 Bintang dalam Uji Tabrak Bharat NCAP
Komunitas otomotif seperti SF Green Cars juga menyatakan mobil hybrid adalah pilihan yang lebih hemat dan praktis dibandingkan EV murni.
Penjualan Mobil Hybrid Melejit, EV Melambat
Fenomena ini bukan sekadar tren individu. Data dari Reuters menunjukkan penjualan mobil hybrid global meningkat tajam, menembus angka 16 juta unit dalam setahun terakhir, naik tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Penjualan mobil plug-in hybrid (PHEV) naik 46% dalam 8 bulan pertama tahun 2024, jauh di atas pertumbuhan 10% yang dicapai oleh mobil listrik murni.
BACA JUGA:Baojun RC5 W Wagon Sporty, Mobil Baru Harga Setara Toyota Avanza Bekas
Di pasar otomotif terbesar dunia, Tiongkok, penjualan PHEV melonjak 76% sepanjang 2024, tiga kali lebih tinggi dari pertumbuhan EV. Tren serupa juga terjadi di Eropa, di mana mobil hybrid menyumbang lebih dari 25% total penjualan mobil pada kuartal pertama 2025.
Sementara di India, pasar otomotif terbesar ketiga dunia, mobil hybrid menjadi primadona, terutama karena jaringan pengisian daya belum merata.
Di daerah pedesaan dan pinggiran kota, mengisi daya EV menjadi tantangan besar. Dalam situasi seperti ini, hybrid menjadi solusi ideal yang menggabungkan efisiensi lingkungan dan fleksibilitas mobilitas.
BACA JUGA:Bupati Kaur Temukan Mobil Dinas Toyota Avanza Rusak Parah di Kota Bengkulu, Gusril: Jangan-jangan?
Contohnya, seorang pebisnis bernama Rakesh Kumar dari Uttar Pradesh rela menunggu lebih dari 5 bulan untuk mendapatkan Toyota Hyryder karena tingginya permintaan.
Konsumen India bersedia menunggu karena yakin dengan efisiensi dan keandalan jangka panjang dari mobil hybrid.
Pabrikan Global Ramai-Ramai Alihkan Fokus
Merespons tren ini, sejumlah pabrikan besar seperti Geely, Volkswagen, dan Mercedes-Benz kini gencar berinvestasi pada mobil hybrid sebagai langkah transisi sebelum menuju era EV sepenuhnya.
BACA JUGA:Cuma Ngecas 10 Menit, Baterai Mobil Listrik Toyota Ini Bisa Ngacir 1200 KM, Tesla Terancam
Sumber: