Megengan, Tradisi Warga Jawa Sambut Ramadan

Megengan, Tradisi Warga Jawa Sambut Ramadan

MESKI jauh dari tanah kelahiran dan sudah menjadi warga Bengkulu Selatan. Masyarakat BS yang berasal dari tanah Jawa tetap melestarikan tradisi mereka. Seperti yang dilakukan warga suku Jawa yang tergabung dalam Paguyuban Masyarakat Jawa Bengkulu (PMJB) BS yang menggelar Megengan di Rumah Budaya, Minggu (11/4).

Ketua PMJB BS Hartono mengatakan, Megengan adalah tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Megengan dalam bahasa Jawa berarti menahan, yang menjadi petanda bahwa sebentar lagi akan datang bulan Ramadan, dimana umat Islam diwajibkan berpuasa. Yang berarti menahan untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang menggugurkan ibadah puasanya. “Ini adalah tradisi masyarakat Jawa, dalam menyambut bulan suci Ramadan,” ucapnya.

Di BS, tradisi Megengan diawali dengan para kaum ibu-ibu yang bergotong royong memasak sejumlah nasi tumpeng. Kemudian acaranya dimulai dengan khataman Alquran, membaca zikir, tahlil serta ditutup dengan doa bersama. “Tidak semua warga Jawa, warga sekitar juga ada yang ikut. Karena inti dari tradisi ini adalah mengajak warga bersama-sama menyambut datangnya bulan Ramadan dengan penuh suka cita,” ungkap Hartono.

Hartono mengaku, megengan tahun ini amat sangat spesial. Sebab bisa dilaksanakan di Rumah Budaya yang merupakan sekretariat PMJB BS yang terletak di Desa Tanggo Raso Kecamatan Pino Raya. Selain itu, anggota perempuan PMJB BS juga menampilkan pertunjukkan kesenian musik gamelan. “Semoga kita semua diberi kelancaran dalam beribadah puasa, masyarakat selalu kompak dan daerah kita terus maju,” pungkasnya. (yip)

Sumber: