KBM Tatap Muka di Bengkulu Selatan Batal, Ortu Kecewa!

KBM Tatap Muka di Bengkulu Selatan Batal, Ortu Kecewa!

KOTA MANNA - Rencana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) BS untuk kembali membuka kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah, tidak terealisasi. Padahal Jumat (20/8) pekan lalu, Kepala Dinas Dikbud BS mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 800/575 tentang Pemberitahuan Pelaksanaan KBM Tatap Muka di jenjang TK, SD dan SMP mulai hari ini, Senin (23/8).

Pembatalan KBM tatap muka karena Dinas Dikbud BS belum menerima rekomendasi tertulis dari tim Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19 BS. Meski pada SE Dinas Dikbud menyebut BS sudah zona hijau covid-19, secara nasional BS masih dinyatakan zona orange.

Kasi Kurikulum Bidang Dikdas Dinas Dikbud BS, Sarjono, S.Pd, mengaku SE Kepala Dinas Dikbud BS terkait pembatalan KBM tatap muka sudah diterbitkan. “SE KBM tatap muka sudah dicabut dan akan dikeluarkan SE terbaru terkait perpanjangan KBM daring (dalam jaringan/online),” tegas Sarjono.

Disampaikan Sarjono, sebelum SE KBM tatap muka dityerbitkan, Dinas Dikbud BS menggelar musyawarah bersama Komite dan Kepala Sekolah terkait aspirasi orang tua (ortu) peserta didik yang menginginkan KBM tatap muka dapat digelar. Aspirasi tersebut sudah disampaikan kepada Satgas Covid-19 BS, namun hingga kemarin, belum ada rekomendasi tertulis izin menggelar KBM.

“Karena belum ada rekomendasi tertulis, kami belum berani melanjutkan kebijakan ini. Sementara ini, KBM daring tetap diperpanjang,” tegas Sarjono.

Dia menyampaikan permohonan maaf kepada pihak sekolah dan seluruh orang tua siswa karena KBM tatap muka belum dapat dilaksanakan. Jika memaksakan KBM tatap muka, ditakutkan malah menimbulkan klaster baru penularan covid-19.

“Atas nama Dinas Dikbud (BS), kami memohon maaf kepada pihak sekolah dan orang tua. Rekomendasi Satgas sangat perlu sebagai dasar mengeluarkan kebijakan KBM,” tegasnya.

Dicabutnya SE KBM tatap muka, menimbulkan kekecewaan dari para ortu peserta didik. Tidak sedikit ortu peserta didik yang menilai pemerintah mulai tidka peduli dengan pendidikan para generasi bangsa.

“Kalau harus dicabut lagi, lebih baik jangan keluarkan SE boleh sekolah. Padahal anak kami sudah semangat mau masuk sekolah. Pemerintah harus peduli dengan situasi pendidikan sekarang ini,” sesal Januar (40), orang tua salah satu peserta didik di SDN Kecamatan Pino Raya.

Dia mengaku tidak keberatan mendampingi anaknya belajar di rumah, tapi kemampuan akademis orang tua juga terbatas untuk memberikan materi pembelajaran. Ortu peserta didik lainnya, menyebut jika pembelajaran daring tidak efektif. Pasalnya tidak sedikit guru yang hanya memberikan tugas kepada anak-anak. Sementara materi pendidikan yang seharusnya didapat, sangat sedikit.

“Terus terang, KBM daring ini sangat tidak efektif. Tugas yang diberikan guru lebih banyak dikerjakan orang tua, karena siswa tidak memahami materi yang diberikan. Padahal, kami sebagai orang tua masih banyak pekerjaan lainnya,” keluhnya.

Evan (43) ortu peserta didik lainnya, meminta Pemda BS dapat memberikan solusi terbaik untuk menjamin masa depan generasi bangsa. Bukan hanya dengan mengambil kebijakan KBM daring yang malah membuat banyak anak-anak tidak mendapatkan pendidikan yang layak.

“Memang sebagai orang tua kami merasa khawatir terhadap keselamatan anak. Namun, pendidikan anak juga kami prioritaskan. Jika terus seperti ini, moral siswa juga akan semakin berkurang,” ungkapnya. (rzn/sak)

Sumber: