ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA)

ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA)

ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA)   Oleh : Yuyun Andrianti (1) Nina Jusnita (2)*   PENDAHULUAN Antibiotik di temukan oleh  Alexander Fleming pada tahun 1928 dengan penemuan golongan antiobiotik jenis penisillin dan sampai saat ini menjadi obat pilihan dalam penanganan kasus-kasus penyakit infeksi. Antibiotik adalah salah satu yang sering diresepkan, dijual dan digunakan di seluruh dunia. Penggunaan antibiotik yang sesuai atau tidak sesuai dengan standar yang seharusnya merupakan penyebab utama munculnya peningkatan dan penyebaran resistensi antibiotik. Dampak negatif dari penggunaan  antibiotik yang tidak sesuai dengan standar yang seharusnya adalah munculnya kuman-kuman  kebal antibiotik atau resistensi 1 .             The Center for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat menyebutkan terdapat 50 juta resep antibiotik yang tidak diperlukan (unnescecery prescribing) dari 150 juta resep setiap tahun. Munculnya resistensi antibiotik telah menjadi masalah global kesehatan masyarakat dalam beberapa dekade terakhir. Studi di Eropa menunjukkan bahwa resisten terhadap antibiotik meningkat dengan peningkatan konsumsinya, yang dapat didorong oleh penggunaan antibiotik yang tidak rasional dan pendidikan yang tidak memadai. Orang yang terinfeksi dengan organisme resisten antibiotik lebih sering masuk rumah sakit dan membutuhkan pengobatan kedua atau ketiga yang mungkin kurang efektif , lebih toksik dan biayanya tinggi 1 .         Di Indonesia, menurunnya kesadaran akan penggunaan antibiotik secara rasional. Dari data  hasil riset Universitas Gadjah Mada tahun 2004  yang diselenggarakan di lima provinsi yakni Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan mengatakan penggunaan antibiotik tidak rasional dalam kasus infeksi saluran pernapasan akut mencapai 94% dan diare 87%. Sebaliknya untuk penyakit yang membutuhkan antibiotik namun hanya 20 persen yang mendapatkan antibiotik. Hasil penelitian lain yang dilakukan di 56 puskesmas di 3 kawasan di Aceh tahun 2010 menunjukkan 60% anak tidak membutuhkan diresepkan antibiotik 15. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian  bawah. ISPA disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri dan ISPA akan menyerang tubuh apabila sistem imun menurun.Anak di bawah lima tahun adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit 17. Infeksi saluran pernapasan atas akut (ISPA) mengakibatkan kematian pada anak dalam jumlah yang kecil. Di negara berkembang, otitis media merupakan penyebab ketulian yang masih dapat dicegah dan merupakan kontributor yang signifikan bagi perkembangan dan masalah belajar anak. Selain itu, faringitis streptokokus dapat diikuti dengan demam rematik akut. Walaupun kelompok usia utama yang diperhatikan untuk deteksi penyebab faringitis karena streptokokus untuk mencegah demam rematik akut adalah 5-15 tahun, penanganan klinis yang sama juga sesuai untuk anak yang lebih muda karena  kasus demam rematik dapat menyerang kelompok usia ini 18. Kejadian ISPA pada anak di bawah lima tahun memberikan gambaran klinik yang lebih berat dan buruk. Hal ini disebabkan karena ISPA pada anak di bawah lima tahun umumnya merupakan kejadian infeksi pertama serta belum terbentuknya secara optimal sitem imun tubuh secara alamiah. Pada orang dewasa kekebalan tubuh alamiah lebih optimal akibat paparan infeksi sebelumnya 18. Menurut Depkes sebagian besar dari gejala saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk dan pilek tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun sebagian anak akan menderita radang paru (pneumonia) bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik akan menyebabkan  kematian 4.       ISPA merupakan penyakit 10 terbesar pada tahun 2015 . Penyakit yang paling banyak yang didanosis terdapat pada pasien rawat jalan terutama pada anak yaitu mencapai 1058 kasus (rekam medik, 2015) dengan berbagai jenis antibiotik yang digunakan semakin banyak antibiotik  yang digunakan dapat mengakibatkan pengobatan yang tidak efektif seperti berkembangnya organisme yang resisten, sehingga mendorong peneliti untuk melakukan evaluasi lebih lanjut penggunaan antibiotik untuk penyakit ISPA.   DAFTAR PUSTAKA Abimbola, Knowledge and practices in the use of antibiotics among agroup of Nigerian university students, International Journal of Infection, Nigerian; 2013 Antoro, ZT, Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Terdiagnosa Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut (IspaA) Di Puskesmas Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora (Skripsi). Surakarta:  Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Sukarta; 2015 Desty M, Evaluasi Pengggunaa Antibiotik Pada Anak Dengan Penyakit Infeksi Saluran  Pernapasan Akut Di Puskesmas I Gatak (Skripsi). Fakultas Muhammadiyah Surakarta; 2010 Depkes RI, Pharmaceutical Care untuk penyakit infeksi saluran pernapasan, Departemen kesehatan Republik Indonesia, jakarta; 2005 DepKes RI, Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Direktorat Jenderal PPM & PLP, Jakarta ; 1993 DepKes, Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut untuk Balita Pneumonia, Depkes RI, Jakarta; 2002 DepKes RI, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan, Deperteman Kesehatan Republik Indonesia; 2015 Ganiswara, S.G., 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi IV, 800, Bagian Farmakologi FKUI, Jakarta Katzung, B.G., Farmakologi Dasar dan klinis edisi 4,EGC., Jakarta; 2004 Notoatmodjo, S, Kesehatan Masyarakat : Ilmu & Seni, Rineka Cipta, Jakarta; 2007 Puskesmas Padang Bulan Medan (KTI), Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, Medan; 2013 Rasmaliah, Drh, Thypoid. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara; 2001 Susanto, C.E., 2009, Pneumonia Pembunuh Utama Balita Indonesia Media Indonesia, Diakses melalui http://www.mediaindonesia.com, pada tanggal  18 Juni 2013. Siregar, Farmasi rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan 1. Penerbit  EGC. Jakarta; 2004 Susanto, E., 2011, Pandemi Resistensi Antibiotik Mengancam Dunia, Kompas, 8 April, Halaman. Sholihah, U., Kerasionalan Penggunaan Antibiotik Pada Anak Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Bagian Atas di Instalasi Rawat Jalan RSIA kumalasiwi Jepara, Ungaran (Artikel). Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo; 2016   Utari, R.L., Evaluasi Penggunaa Antibiotik Pada pasien Dewasa Dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Di Instalasi Rawat Jalan Rumagh Sakit Islam Sukarta Periode Januari-Juni 2018 (Skripsi). Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Sukarta; 2010 Worokarti, et al, Peran Farmasis Dalam Pengelolaan Penderita Penyakit Infeksi Untuk Mencegah Timbulnya Resistensi Antimikroba. In : Naskah Lengkap Simposium Penyakit Infeksi dan Problema Resistensi Antimikroba, hal.55-69, AMRIN Study Group and Infectious Disease Centerdan FKUA RSU Dr. Soetomo, Surabaya; 2015 WHO Penanganan ISPA pada Anak di rumah sakit kecil Negara Berkembang. Pedoman Untuk Dokter Dan Petugas Kesehatan Senior. Alih Bahasa : C Anton Widjaja. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta: 2003          

Sumber: