Proyek Tebat Gelumpai Disetop Warga

Proyek Tebat Gelumpai Disetop Warga

PASAR MANNA - Pekerjaan proyek Situ Tebat Gelumpai di Desa Batu Lambang Kecamatan Pasar Manna Kabupaten Bengkulu Selatan (BS), terhenti. Rabu (13/10/2021), puluhan warga setempat menutup akses masuk ke lokasi proyek. Warga kesal dengan pihak kontraktor yang tidak menepati perjanjian awal.

“Perjanjian awal antara pihak pelaksana pekerjaan proyek dan masyarakat tidak ditepati. Warga kecewa dan kesal. Sehingga terjadi penutupan pintu masuk ke lokasi proyek,” kata Anggota Badan Permusyawaratan Desa Batu Lambang, Syaiful.

Karena pintu masuk ke lokasi pekerjaan proyek ditutup, otomatis aktivitas pekerjaan proyek terhenti. Warga akan membuka akses masuk ke lokasi pekerjaan proyek setelah ada kesepakatan dengan rekanan untuk menepati perjanjian awal.

“Warga sudah sering menagih perjanjian dengan pihak kontraktor, tapi tidak diindahkan. Puncaknya hari ini (kemarin) warga meluapkan dengan menutup pintu akses masuk ke lokasi proyek,” ujar Syaiful. Salah satu poin dalam perjanjian antara warga dan kontraktor proyek Tebat Gelumpai adalah pihak pelaksana proyek akan melakukan penyiraman badan jalan yang dilalui truk pengangkut material dan tanah bekas galian tebat sebanyak dua kali dalam sehari. Namun hal itu tidak dilakukan.

Akibatnya jalan berdebu, tentu saja hal ini menganggu kenyamanan warga sekitar. Karena debu bertebaran di jalan sampai ke rumah. Kondisi itu mengancam kesehatan warga. Selain itu, jalan yang dilintasi truk rusak dan berlubang karena aktivitas truk bermuatan berat setiap hari.

“Debu bertebaran di jalan dan sampai ke rumah kami, jalan juga rusak. Kondisi tentu sangat merugikan kami warga sekitar sini. Sementara tidak ada dari pihak pelaksana proyek tidak ada itikad tanggugjawab,” tegas Syaiful.

Sementara itu, Kades Batu Lambang, Evan, mengaku hadir di tengah masyarakat untuk memasilitasi warga menyampaikan keluhan. Karena sebelumnya pelaksana proyek pernah membuat perjanjian dengan warga, namun tidak ditepati.

“Kami hadir di sini memasilitasi warga untuk menyampaikan keluhan. Soalnya aksi warga menutup akses masuk ke lokasi pekerjaan proyek Tebat Gelumpai, mungkin itu luapan kekesalan warga karena perjanjian yang dibuat sebelumnya tidak ditepati,” imbuh kades. (yoh)

Sumber: