APBD-P Bengkulu Selatan Terganjal, Program Benih Padi Terancam Batal

APBD-P Bengkulu Selatan Terganjal, Program Benih Padi Terancam Batal

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Keterlambatan pengesahan APBD-P Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) tahun anggaran 2021, hingga berujung ditolaknya verifikasi oleh Gubernur Bengkulu, bakal berimbas banyak hal.

Program kerja yang telah dirancang sedemikian rupa, terancam batal terlaksana. Salah satunya penyediaan benih padi untuk petani di Kabupaten BS. Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian (Distan) BS, Ikat Aliman kepada Rasel mengaku pesimis penyediaan benih padi bisa terakomodir.

Selain waktu yang telah mepet, ketidakjelasan APBD-P 2021 menjadi penyebab utamanya. “Ini sudah November. Belum lagi ada berita (APBD) perubahan ini belum diverifikasi,” ungkap Ikat. Padahal tegas Ikat, rencana kerja sudah disusun. Di mana, total dana penyediaan benih padi Rp500 juta yang diplot ke Bidang TPH dibagi dua.

Rinciannya, Rp300 juta untuk penyediaan benih langsung kepada petani dan Rp200 juta sebagai bantuan kepada penangkar benih padi di BS yang aktif dengan tujuan memunculkan penangkar-penangkar benih padi yang baru. “Kalau total anggarannya memang Rp800 juta. Tapi untuk benih Rp500 (juta), Rp200 juta di (bidang) Sapras, Rp100 di (bidang penyuluhan),” pungkas Ikat.

Menurut Ikat, bila program benih padi ini terlaksana, tentu berimbas langsung kepada penangkar benih di BS sendiri. Pihaknya memastikan benih akan dibeli dari penangkar lokal dengan syarat penangkar sudah terdaftar atau menjadi binaan Balai Pengawasan dan Sertifikat Benih (BPSB) Bengkulu.

Di BS sendiri, setidaknya ada 3-4 penangkar yang aktif dengan variestas benih yang ditangkarkan yakni cigelis, ciherang, dan mikonga. Penangkar aktif ini berada di wilayah Kecamatan Pino, Kedurang, dan Seginim dua penangkar. Melihat anggaran, pihaknya membutuhkan 18 ton. Jumlah itu menurut Ikat, sudah mampu disediakan penangkar lokal.

“Tapi, itu tadi, melihat pergerakan APBD perubahan dan waktu yang tinggal dua bulan lagi, saya rasa mungkin ditunda. Karena semuanya melibatkan banyak pihak. Misal, benih yang akan dibeli harus melalui uji dari BPSB,” jelas Ikat. (and)

Sumber: