Lestarikan Pustaka Daerah Melalui Satu Desa Satu Cerita

Lestarikan Pustaka Daerah Melalui Satu Desa Satu Cerita

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) tengah membentuk program Satu Desa Satu Cerita (SDSC), sebagai upaya untuk melestarikan pustaka daerah. Nantinya pustaka tersebut akan diarsipkan ke DPK BS, lalu disediakan untuk sumber literasi masyarakat.

Kabid Pengembangan Perpustakaan dan Pemberdayaan Minat Baca DPK BS, Amir Syopian, M.Pd mengaku, saat ini telah tersedia belasan pustaka desa yang diarsipkan di DPK BS. Mulai dari Cerita Desa Pasar Pino, Legenda Batu Balai, Legenda Batu Betajuk, Legenda Karang Cayo dan cerita menarik lainnya yang berasal dari desa.

“Pustaka desa wajib diarsipkan dan menjadi warisan kebudayaan untuk daerah. Untuk itu, sekarang kami fokuskan untuk melakukan program SDSC, agar cerita di desa dapat dibukukan,” ujarnya.

Adapun metode DPK BS dalam mengumpulkan pustaka desa yaitu melalui beberapa agenda lomba, mulai dari mengadakan Balistara (sayembara menulis cerita rakyat), lomba bertutur, dan lomba menulis cerita daerah lainnya.

“Setelah pustaka ini sudah diarsipkan dan menjadi sebuah buku yang utuh, maka akan disebar ke masing-masing perpustakaan desa (perpusdes). Lebih daripada itu, tema pustaka yang dikembangkan ini, bisa juga menjadi sumber pengetahuan siswa sekolah,” sambung Amir.

Dengan demikian, kedepan minat masyarakat dalam membaca akan lebih tumbuh. Sebab, jika harus mengandalkan buku-buku umum ataupun tema yang sudah sering dibaca masyarakat. Maka, antusiasme warga dalam membaca juga berkurang.

“Bahkan, cerita rakyat ini lebih menarik untuk diketahui dan didalami. Karena, ini warisan budaya dan memang bersentuhan langsung dengan kehidupan sehari-hari,” sambung Amir.

Kalaupun nantinya ada masyarakat yang ingin menyumbangkan hasil karya tulisan, naskah cerita maupun buku karangan pribadi untuk diarsipkan di DPK BS. Amir mengaku pihaknya sangat menerima dan menghargai itu. Semakin banyak tema yang dikumpulkan, maka semakin banyak sumber literasi yang tersedia. “Harapan kami, kedepan sumberdaya masyarakat kian maksimal melalui pemahaman literasi yang kuat,” pungkasnya. (rzn)

Sumber: