Perkara Nafkah, Lima Guru Ini Minta Cerai

Perkara Nafkah, Lima Guru Ini Minta Cerai

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Sejak Januari 2021 hingga kini, sudah tercatat sudah lima orang guru yang bertugas di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Bengkulu Selatan (BS) yang mengajukan cerai gugat (perceraian diajukan oleh pihak istri). Data itu sedikit menurun jika dibandingkan dengan perkara cerai gugat tahun 2020, yang mencapai tujuh kasus.

Dilihat dari informasi, surat cerai gugat yang diajukan oknum tersebut ke Sub Bagian Kepegawaian Dinas Dikbdud BS rerata dengan alasan sang suami tidak bisa lagi memenuhi nafkah bagi sang isteri. Baik nafkah lahir maupun nafkah batin. Akhirnya sang penggugat dalam hal ini istri tidak nyaman dan merasa tidak lagi dipedulikan.

“Total ada lima yang mengajukan cerai gugat. Namun ini sedang kami mediasi. Kalau bisa janganlah dulu cerai, karena pertimbangan dampak kedepannya,” ujar Kasubbag Kepegawaian Dinas Dikbud BS, Desti Susila Reni, S.Sos kepada Rasel Selasa  (9/11).

Menurut Desti, persoalan nafkah yang dkeluhkan oleh oknum guru yang menggugat cerai suami itu tergolong alasan klasik. Namun demikian, pihaknya juga tidak mengetahui apakah ada persoalan lain, ataupun sesuatu yang betul mengganjal dalam kehidupan rumah tangga yang bersangkutan.

“Ada juga yang mengaku ingin cerai akibat faktor orang ketiga, sang suami selingkuh sehingga meninggalkan isteri,” sambung Desti.

Namun, dari beberapa mediasi yang dilakukan, peluang rujuk sangat jauh. Walau sudah digelar mediasi, masih ada saja yang tetap keukeuh untuk cerai. “Pokoknya, yang data gugatannya sudah masuk ke sini tetap ngotot untuk cerai. Alasan mereka itu tadi, tidak cocok lagi dan alasan nafkah,” kata Desti.

Bahkan, ada penggugat yang menyatakan sikap siap dengan segala konsekuensi akibat perceraian yang terjadi. Terpenting adalah permohonan mereka bisa terkabulkan. “Kalau tetap ngotot, maka kami limpahkan ke tim penyelesaian kasus. Karena sistem perceraian PNS atau ASN ini lebih rumit dari warga umum. Namun demikian, harapan kami kedepan data ini tidak bertambah lagi. Kasihan anak dan kasihan keluarga,” demikian Desti. (rzn)

Sumber: