HGN ke 76 ; Kesejahteraan dan Jaminan Keamanan Masih Butuh Perhatian
Momentum Hari Guru Nasional (HGN) selalu diperingati setiap 25 November. Di HGN ke-76 tahun ini, tema diangkat yakni “Bergerak dengan hati, pulihkan pendidikan”. Tema tersebut diusung mengingat saat ini dunia pendidikan juga sedang berjuang memberikan pendidikan di tengah-tengah masa pemulihan pasca pandemi Covid 19.
LAPORAN : Rezan Okto Wesa - BENGKULU SELATAN
PARA Guru kembali bersukacita menyambut Hari Guru Nasional (HGN) ke 76 tahun ini. Di usia yang tidak lagi muda tersebut, tak terhitung dedikasi dan peran guru dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia. Para guru pastinya tetap berkomitmen dalam mengemban tugas dengan tujuan mencerdaskan anak bangsa. Baik melalui pendidikan moral dan akademik di sekolah.
Hanya saja, tugas berat tersebut dinilai belum sebanding dengan perhatian kepada mereka. “Usia guru tidaklah muda. Sebelum kemerdekaan hingga sekarang ini guru adalah poros penting pembangunan bangsa. Tapi, kematangan usia guru ini masih jauh sekali jika dibandingkan dengan tingkat kesejahteraan guru,” ujar Ketua PGRI BS, Guswarli Efendi, M.Pd.I.
Kesejahteran jauh dari pengabdian, khususunya sangat dirasakan bagi guru yang berstatus honorer. Gaji para guru honorer masih sangat kecil, jauh di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Bahkan, masih ada guru yang menerima upah di bawah Rp500 ribu per bulan.
“Nasib guru sangat penting untuk diperjuangkan. Jeri payah guru harus diberikan sebuah penghargaan. Sebab, guru adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa,” kata Guswarli. Belum lagi status guru honorer dalam bekerja. Banyak tenaga honorer yang mengabdi selama puluhan tahun, namun status penugasan mereka belum jelas.
Mereka belum juga ditetapkan pemerintah sebagai pegawai tetap atau diangkat menjadi ASN PPPK hingga ada yang mengabdi hingga usia renta. “Setiap tahun selalu ada peningkatan untuk upah buruh, tapi bagaimana dengan gaji guru? Harusnya pemerintah juga memperhatikan sosok yang berperan dalam kesuksesan semua profesi anak bangsa ini,” ungkap Guswarli.
Selain itu, pihaknya juga menyoroti perlindungan keamanan guru dalam bertugas. Jika suatu saat ada guru yang mengalami hambatan dan sebuah masalah, pihaknya berharap ada poin khusus bagi pemerintah untuk mempertimbangkan keselamatan guru. Tak dipungkiri, di saat ini, dalam mendidik anak didik di sekolah, guru banyak menemui kendala.
Sebab, tipikal setiap siswa berbeda-beda dan berasal dari latarbelakang keluarga yang berbeda juga. “Dalam menjalankan tugasnya, guru harus nyaman dan aman. Untuk itu PGRI akan bersama-sama menjalin koordinasi yang baik serta akan memberikan pendampingan ketika nanti ada sebuah hambatan yang terjadi,” sambung Guswarli.
Sementara Bupati BS, Gusnan Mulyadi, SE, MM mengaku, dalam momentum HGN tahun 2021 para guru harus lebih semangat dan loyal dalam bertugas. Tantangan guru sekarang tidak hanya menuntaskan kecerdasan di bidang akademik tetapi guru harus mampu menjadi contoh yang baik untuk sikap postif siswa.
“Semua kebaikan harus diawali dengan sikap. Untuk itu, kami mengharapkan dedikasi besar bagi para guru untuk mendidik siswa dengan setulus hati. Bangkitkan semangat perjuangan untuk pembangunan bangsa dan negara Indonesia,” ujarnya.
Terkait kesejahteraan para guru, Gusnan siap mengupayakan secara penuh. Karena keringat para guru tetap harus dihargai dan didukung melalui kesejahteraan. Ketika guru disejahterahkan, maka semangat mengabdi juga akan lebih baik.
“Kami akan upayakan kesejahteraan para guru, mudah-mudahan kedepan guru lebih baik dan lebih profesional untuk mencetak generasi bangsa yang cerdas. Salam hormat untuk para guru terdahulu dan guru di masa akan datang,” pungkas Gusnan. (**)
Sumber: