Bengkulu Masih Kesulitan Penuhi Kuota Ekspor
RASELNEWS.COM, BENGKULU - Pemprov Bengkulu masih kesulitan penuhi kuota ekspor kopi mengingat produksinya yang belum stabil. Produksi kopi Bengkulu masih terbatas karena sebagian besar menanam dengan biji atau stek payung.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, Ir. Ricky Gunarwan, mengatakan selain sistem tanamnya, produksi kopi juga terkendala dengan masih terbatasnya pengembangan wilayah yang dijadikan sentra kopi. Sehingga menyebabkan bengkulu masih kesulitan penuhi kuota ekspor tersebut.
“Selama ini yang menjadi sentra produksi kopi adalah Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong. Padahal daerah lainnya seperti Seluma dan Bengkulu Selatan itu juga berpotensi dikembangkan,” kata Ricky, Ahad (19/12/2021).
Ricky menyebut meningkatkan produksi kopi dapat memenuhi target pasar. Pemprov Bengkulu terus melakukan upaya pendampingan kepada petani. Seperti bantuan benih, sarana produksi seperti pupuk dan sarana produksinya serta pendampingan mulai dari pasca panen hingga pengemasan.
Selain itu, petani juga diarahkan agar menggunakan metode penanaman sambung pucuk. Teknik ini lebih menguntungkan dan meningkatkan produksi kopi dibandingkan teknik lainnya. “Kalau satu batang satu kilo beratnya bisa 2,5 ton. Selama ini masih di bawah 1 kilo perbatang. Rata-rata produksinya masih 800 kilo perbatang. Ini masih jauh sekali dari harapan,” ujar Ricky.
Selain pemerintah daerah, Kementerian Pertanian juga terus mendukung petani dalam meningkatkan produksi kopi. Apalagi kopi Bengkulu sudah terkenal hingga ke mancanegara. “Jadi PR-nya adalah harus terus kontinue produksinya agar target itu bisa tercapai,” pungkas Ricky. (cia)
Sumber: