Anak Korban Pencabulan Tanpa Pendampingan Pemda, Dadang: Sangat Disesalkan!

Anak Korban Pencabulan Tanpa Pendampingan Pemda, Dadang: Sangat Disesalkan!

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Anak yang menjadi korban pencabulan ternyata tidak mendapat pendampingan. Hal inipun disesalkan Kapolres Bengkulu Selatan (BS), AKBP Juda T Tampubolon, SH, SIK, MH melalui Kasat Reskrim, Iptu Gajendra Harbiandri, STK, SIK, MH disampaikan Kanit PPA, Aipda Ezy Susiandi.

Padahal sepanjang 2021, belasan anak menjadi korban kekerasan seksual yang ditangani Polres BS. Terbaru, dua anak di bawah umur menjadi korban pencabulan seorang pria yang mengaku sebagai dukun.

“Tidak ada orang Pemda yang datang ke kami untuk koordinasi memberi pendampingan kepada korban. Itu bukan korban pencabulan dukun cabul ini saja, tapi kasus-kasus sebelumnya juga tidak ada orang Pemda memberi pendampingan kepada anak yang menjadi korban kekerasan,” sesal Kanit PPA, Rabu (29/12/2021).

Disampaikan Ezy, pernah ada sekali orang Dinas PPKB-P3A datang ke Mapolres BS dan meminta data jumlah anak yang menjadi korban kekerasan. Namun itu hanya sekedar meminta data, tidak ada pendampingan ataupun bimbingan yang diberikan kepada korban.

Sebab selama proses perkara di kepolisian hingga persidangan, para korban yang masih di bawah umur sama sekali tidak mendapatkan pendampingan.

Hal ini juga disayangkan Pekerja Sosial (Peksos) Kementerian Sosial RI, Dadang Hoerudin, S.Sos. Pasalnya anak yang menjadi kekerasan seksual akan memiliki traumatik yang dapat menganggu psikologinya. Korban menjadi pendiam, dan malas masuk sekolah.

“Korban tentu sangat trauma. Selama ini sering main keluar, sekarang lebih banyak berdiam di rumah. Psikologinya tertekan,” ujar Dadang.

Disampaikan Dadang, anak yang menjadi korban kekerasan, apalagi kekerasan seksual, sangat membutuhkan pendampingan. Mereka perlu mendapatkan terapi psikologi untuk memulihkan rasa trauma yang dialami. Pendampingan bertujuan untuk memulihkan rasa percaya diri anak. Agar mereka bisa melupakan peristiwa gelap yang pernah dialami.

“Seharusnya anak yang menjadi korban kekerasan didampingi dan dibimbing untuk memulihkan rasa trauma mereka. Soalnya kalau tidak ada pendampingan, tentunya anak akan terus dihantui rasa trauma dan takut. Itu tentu akan berdampak buruk terhadap masa depan mereka,” tutup Dadang. (yoh)

Sumber: