Seputih Tulang, Jangan Sangi Tumangka
RASELNEWS.COM, BENGKULU - “Naik tebing betungkat suluh, ibang gemibang daun nangke, bada jauh jangan diseding, tunggal di bulan ui anak mate”. Sebait rejungan yang dimainkan ibu Erni, warga Manau Sembilan, Kaur menjadi penutup acara pelantikan Ikatan Keluarga Seluma Manna Kaur (IKA SeMaKu) periode 2022-2026.
Nampak tamu undangan yang mayoritas warga Semaku berkaca-kaca melihat penampilan ibu Erni yang memadukan rejungan (musikalisasi pantun) dengan gitar tunggalnya. Beruntung celotehan Ita Jamil yang memandu acara, menahannya dengan kalimat ala stand up, Sabtu, (19/02/2022).
Gubernur Bengkulu yang juga Ketua Dewan Pembina IKa SeMaKu, Rohidin Mersyah saat sambutan mengawali dengan kalimat seputih tulang dan "jangan sangi tumangka’, yang berarti rasa kebersamaan.
Ia merunut sejarah Semaku yang sangat dinamis namun tetap solid disaat momentum yang kritis. Spirit warga Semaku merupakan identitas yang tidak untuk dibanggakan, namun harus bersemanyam dalam jiwa warga Semaku. Dikatakan Rohidin, Semaku terdiri dari 3 kabupaten, yakni Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur.
Ketiganya memiliki suku dan bahasa yang beragam. Kaur memiliki 2 bahasa besar dengan kulture yang jauh berbeda, Padang Guci dan Bintuhan. Bengkulu Selatan ada dua komunitas besar Serawai dengan Kedurang. Demikian pula Seluma yang bersemayam warga Maras, Talo, dan Sukaraja.
“Ibarat ring, warga Semaku ini sudah melalui tahap amatir, ketika masuk gelanggang profesional ia tidak kaku, menghargai heterogonitas karena sudah ditempah di sekup yang lebih kecil. Jadi mohon maaf, ibaratnya pahit manis, asam garam sudah dirasa sesaat di kampung halaman. Jadi sudah biasa dengan perbedaan pendapat, opini berbeda, tapi persatuannya seputih tulang dan tidak sangi tumangka," kata Rohidin.
Ia berpesan agar organisasi dan perkumpulan ala komunitas baik yang berbasis kedaerahan maupun kesukuan tetap digalakkan. Organisasi komunitas ini adalah identitas, bukan untuk melunturkan nila-nilai kebersamaan dalam kerangka Provinsi Bengkulu dan kebangsaan. Organisasi komunitas harus menjadi pemacu semangat membangun untuk Bengkulu yang lebih hebat di masa depan.
“Di sini banyak undangan, teman-teman dari PMJB, KKSS, Jang Pat Petulai, ada pula IKM, dan yang lain. Ini harus menyatu dalam kerangka kebersamaan. Tidak boleh egosentris tapi harus menjadi dinamis sebagai wadah untuk saling mengingatkan, saling mendorong, saling menasihati, gotong royong untuk kebaikan provinsi yang kita cintai ini,” kata dia.
Terakhir Rohidin berharap IKA SeMaKu menjadi rumah untuk silaturahmi, wadah belajar berorganisasi, dan tempat menempah kepemimpinan sehingga kehadirannya bernilai positif. Terkait program kerja Rohidin meminta pengurus untuk tidak terburu-buru dan menyesuaikan dengan situasi kondisi di lapangan. Perbanyak aksi di lapanganseperti kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Rasanya sulit kita ingin berkumpul lintas generasi karena bermacam posisi, profesi dan tempat kerja. Organisasi seperti ini adalah tempat terbaik untuk dijadikan wadah silaturahmi. Kemudian kehadiran organisasi ini harus mengisi ruang-ruang kehidupan berbangsa, salah satunya tempat menempah kepimpinan. Maknanya kepemimpinan dalam arti pengaruh, bukan kepemimpinan dalam arti posisi. Leadership is not about position but influence,” jelasnya.
Selain penampilan rejungan, acara dimeriahkan dengan penampilan tari napah dari Seluma. Juga tari Rentak Serawai yang dibawakan tim WBP LPP dan Andik LPKA Bengkulu. Aneka UMKM dari Semaku juga menyemarakkan Gedung Daerah, tempat acara. Kepengurusan IKa SeMaKu yakni Ketum Pihan Pino, Waketum Ii Sumirat Mersyah, Sekum Syafriandi, Bendum Billy DS. (RS)
Sumber: