Sungai Selali Meluap, Belasan Rumah Kebanjiran

Sungai Selali Meluap, Belasan Rumah Kebanjiran

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Sungai Selali meluap. Luapan saat hujan pada Jumat (18/2/2022) sore. Setidaknya ada belasan unit rumah di Desa Cinto Mandi dan Desa Telaga Dalam Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) terendam.

Bahkan banjir membuat warga setempat terisolasi dan tidak bisa menjangkau area luar. Warga hanya bertahan dengan kondisi terkepung banjir, sementara peralatan pribadi dan bahan pangan diungsikan ke tempat lebih tinggi.

“Total ada 18 unit rumah yang terendam banjir. Sepuluh rumah di Desa Cinto Mandi dan 8 unit di Desa Telaga Dalam. Ketinggian banjir berkisar 15-35 sentimeter. Aktivitas warga setempat sempat berhenti total,” ujar Kepala BPBD BS, Yarusdi Yunir, S.Sos.

Meski membuat warga terisolasi, tidak ada korban jiwa akibat banjir yang terjadi. BPBD BS bahkan mendirikan posko untuk menanggulangi potensi banjir susulan. Begitu juga dengan berbagai bantuan dari berbagai pihak, telah disalurkan kepada warga.

“Bantuan sudah disalurkan, sementara ini baru paket sembako. Kalau untuk bantuan penanggulangan bencana, saat ini sedang kami bahas bersama Pemda,” ungkap Yarusdi.

Banjir di dua desa di Kecamatan Pino Raya ini disebut Yarusdi akibat berkurangnya daerah serapan setelah banyaknya perkebunan kelapa sawit warga. Hal itu ditambah dengan perumahan penduduk yang mayoritas berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Selali.

“Kami berencana memmbuat tanggul dan saluran pembuangan agar banjir tidak merendam kawasan pemukiman. Semoga bisa terealisasi dan banjir tidak terus berulang,” tegas Yarusdi.

Sawah Terendam

Selain merendam belasan unit rumah, hujan deras Jumat (18/2) sore juga kembali merendam puluhan hektar sawah di kawasan Tanjung Pinau Desa Tanggo Raso dan Ataran Sawah Sapatan Desa Tungkal 1 Kecamatan Pino Raya. Hanya saja, banjir tidak sampai merusak tanaman karena padi sudah memasik masa panen.

“Akhir-akhir ini banjir kerap melanda area sawah. Ini semua karena pengaruh Sungai Selali yang meluap. Untungnya padi sudah matang, jadi tetap masih bisa dipanen,” ujar Anto (46) petani Ataran Sapatan.

Senada disampaikan Bobi (34), petani Tanjung Pinau, petani terpaksa memasang tiang khusus untuk menahan batang padi agar tetap berdiri. “Sudah dua kali banjir dalam sebulan ini saja. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi,” tuntas Bobi. (rzn)

Sumber: