Bonsai, Si Kerdil yang Harganya Capai Puluhan Juta

Bonsai, Si Kerdil yang Harganya Capai Puluhan Juta

PENGGEMAR Tanaman bonsai di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) sudah cukup tinggi. Bahkan Bupati BS Gusnan Mulyadi merupakan salah seorang penggemar tanaman kerdil itu. Dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 BS, Pemkab BS mengadakan pameran bonsai pada 5-8 Maret 2022, di Lapangan Sekundang Setungguan.

Laporan : REZAN OKTO WESA

SEKITAR 150 tanaman bonsai dipamerkan di lokasi Pameran Bonsai HUT ke73 BS, tahun ini. Mulai dari jenis pinus, pohon asam, pohon beringin, sanca, saeng simbur, wahong, bougenville, dan berbagai macam tanaman yang berasal dari luar negeri.

Rezal Agustin (40) salah seorang anggota Komunitas Bonsai Indonesia BS, mengatakan pameran bonsai untuk menggiatkan kembali seni bonsai di BS. Sejak pandemi covid-19 melanda, semua kegiatan pameran bonsai ataupun event perlombaan bonsai dihentikan. Sehingga pegiat bonsai banyak yang mengeluh dan tak jarang mengabaikan tanaman bonsai milik mereka.

"Yang punya saya ada tiga jenis tanaman yang dipamerkan. Pertama jenis bonsai pohon asam yang saya desain untuk tumbuh di atas karang. Kemudian jenis pohon beringin atau ficus dan satu lagi jenis bonsai tanaman impor," ujarnya.

Rezal mengaku tidak mudah merawat dan membentuk sebatang pohon untuk bisa menjadi bonsai yang indah dan memiliki karakter yang berbeda dengan tanaman lain. Butuh waktu sedikitnya lima tahun agar tanaman bisa dikatakan sudah menjadi bonsai.

“Misalnya untuk tanaman ficus ini, untuk bisa menjadi bonsai sepenuhnya dengan ukuran batang yang kerdil bahkan menyentuh 80 persen dari ukuran batang asli, setidaknya butuh waktu 10 tahun. Selama waktu tersebut, tentu perawatan prima dan teknik pembonsaian harus tepat," ujar Rezal.

Selama perawatan yang dilakukan. Nutrisi bonsai jangan sampai berkurang atau malah miskin nutrisi. Nutrisi yang diberikan harus meliputi semua unsur yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh subur. Baik untuk makro mikro, mulai dari nitrogen (N), pospor (P), kalium (K), dan C,H,O lalu ditambah unsur hara sekunder meliputi calcium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S).

"Secara teknis agar tanaman ini bisa jadi bonsai yang utuh, adalah dalam program yang diterapkan. Kalau urusan kesuburan, bonsai ini harus selalu subur dan tidak boleh kurang nutrisi. Nah kalau program itu tadi, misal bisa dilakukan pemotongan tunas secara rutin, pembentukan dahan dengan menggunakan kawat penyangga. Kemudian bisa melakukan modifikasi batang ataupun daun," imbuh Rezal.

Contoh modifikasi yang kerap ia lakukan dengan cara okulasi dan cangkok tanaman bonsai. Tanaman bonsai yang masih erat kekerabatannya bisa dilakukan stek batang atau daun.

"Misalnya, kita punya bonggol batang tanaman asam, nah bonggol ini bisa diokulasikan dengan tanaman pancawarna. Karena kekerabatannya masih erat dan karekteristik kulit batang cenderung mirip. Ketika okulasi berhasil, maka nilai estetika bonsai akan lebih bertambah," beber Rezal.

Namun, okulasi atau stek tak bisa dilakukan sembarangan. Alat serta perlakuan selama okulasi harus steril dan tepat sasaran. Jika tidak, maka stekpun akan gagal. "Tanaman ini sensitif, kalau salah perlakuan. Maka target yang diharapkan akan gagal. Kan kasihan nanti sudah susah payah nunggu lama, tapi tanaman justru mati," jelas Rezal.

Sementara untuk harga, ia menyebutkan bahwa harga bonsai tidak hanya diukur dari keindahan saja. Melainkan dari segi umur dan daya tahan tanaman juga ikut menentukan harga. Misal, untuk sebuah bonsai jenis ficus yang sudah berumur diatas 10 tahun dan ukurannya medium (tinggi dibawah 50 sentimeter), harganya bisa menyentuh Rp 25 juta.

Apalagi bonsai tersebut sudah pernah menang kontes dan mendapatkan sertifikat penghargaan. Tentu harga akan jauh lebih mahal lagi. "Intinya, tujuan utama dalam membonsai bukan hanya untuk mendapatkan uang. Namun lebih kepada menikmati karya seni, dan mendapatkan kepuasan tersendiri di dalamnya. Sebab, selama perjalanan dalam menghasilkan sebuah bonsai, tentu banyak rintangan yang dihadapi," kata Rezal.

Atas dasar itulah, Rezan mengaku ia akan terus menggeluti seni tanaman bonsai. Hingga nanti banyak karya seni bonsai BS yang dikenal masyarakat luas. "Target saya kedepan, ada salah satu tanaman bonsai BS yang go internasional. Untuk itu, kami akan terus belajar dan meningkatkan skill yang ada saat ini," pungkasnya. (**)

Sumber: