Kementan Bantu Alsintan Ke Kaur
RASELNEWS.COM, KAUR - Kementerian Pertanian (Kementan) RI akan memberikan bantuan alat sarana pertanian (Alsintan) ke Kabupaten Kaur tahun 2022 dan 2023. Nilai bantuan yang akan diberikan miliaran. Selain itu juga memgupayakan menyalurkan bantuan pembangunan irigasi hingga paket embung melalui APBN dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sektor Pertanian.
Hal ini disampaikan Staf Direktorat Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Rizki Hermawan, SE.I, MP, yang melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Kabupaten Kaur sejak dua hari terakhir.
Selain itu, dalam vicon melalui zoom metting Jumat (25/3), hal ini kembali dipertegas Dirjen PSP melalui Vicon bersama Bupati Kaur H Lismidianto, SH, MH. "kehadiran Tim Kementan ini tindak lanjut dari kunjungan kita ke Kementan beberapa hari yang lalu. Jadi mereka meninjau langsung kondisi pertanian di Kaur termasuk juga potensi yang ada. Mudah mudahan ada timbal balik berupa bantuan alsintan dan juga irigasi dan yang lainnya," ujar Bupati Kaur.
Sehari sebelumnya Asisten II Pemda Kaur Arsal Adelin, M.Pd bersama tim Kementan, dan Dosen Pertanian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr. Ir. Elpawati, MP didampingi Plt. Kadis Pertanian Lianto,SP, Kadis PUPR Ismawar Hasdan ,ST, Sekdin Pertanian Hamedi Diandri,S.Hut, Sekretaris Bappeda Litbang Elpi Sofyan, S.Sos dan Kabid Kabid E-Goverment Dinas Kominfosantik Hamidi, S.Pd, SH meninjau Bendungan dan percetakan sawah di Air Cawang Kidau Desa Manau IX 2 Kecamatan Padang Guci Hulu, untuk melihat potensi pertanian dan perkebunan yang memanfaatkan saluran irigasi dari bendungan.
Dalam kunjungan Kamis (24/3) itu, pihak Kementan menyampaikan bahwa hamparan cawang kidau memiliki potensi yang luar biasa, namun butuh dukungan dari berbagai stake holder. Pihaknya akan mendorong secara serius potensi-potensi yang ada di Kabupaten Kaur. Hasil peninjauan ini nantinya akan direkap dan coba rumuskan pola seperti apa yang akan diusulkan untuk mendukung sektor pertanian di Kaur.
"Lahan yang dan cukup luas, air irigasi juga sudah ada hamparan cawang kidau memiliki potesi untuk mengambankan komoditas tanaman pangan seperti padi dan jagung. Namun tergantung dari masyarakat setempat, karena garda terdepan adalah petani," imbuhnya.
Sementara Itu Asisten II Arsal adelin menyampaikan bahwa lahan pertanian di Padang Guci Hulu khususnya lahan pertanian di Manau Sembilan I dan II memiliki potensi luiar biasa untuk mengembangkan komoditas pangan, khususnya padi dan jagung dengan lahan yang cukup luas sekitar 2000 hektar yang sudah ada saluran irigasi dari cawang kidau. “Selain potensi pengembangan komoditas pangan, lokasi ini juga memiliki potensi pengembangan budidaya perikanan air tawar,” ujar Arsal.
Selain mengunjungi Cawang Kidau, tim juga mengunjungi saluran Irigasi Rusak menyebabkan Balai Benih Utama (BBU) Padi dan 120 H Lahan Pertanian Terbengkalai di Kecamatan Nasal. Pada kesempatan itu Plt. Kepala Dinas Pertanian Lianto, SP menyampaikan bahwa BBU sudah ada sejak 14 tahun yang lalu, namun empat tahun terakhir ini terbengkalai karena tidak berfungsinya saluran irigasi. “Lahan BBU sudah empat tahun tidak berfungsi, karena saluran irigasi tetutup sendimentasi akibat banjir dan longsor, tidak hanya BBU tapi 120 hektar lahan pertanian milik masyarakat juga terbengkalai karena tidak berfungsinya saluran irigasi,” papar Lianto
Lianto menambahkan tidak hanya BBU dan lahan masyarakat, Balai benih ikan yang juga berada disitu, saat ini juga tidak bisa beroperasi maksimal pembudidayaan ikan dari 100% hanya dapat digunakan 20% yang berfungsi, karena kurang pasokan air yang berasal dari irigasi tersebut, dirinya juga sudah berkoordinasi dengan pihak PUPR untuk melakukan normalisasi, namun masih terkendala pembiayaan.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Balai Benih Utama Padi (BBUP) Nasal, Miwi Yerni, SP selama empat tahun BBU tidak bisa beropeasi karena tidak berfungsinya irigasi, namun dirinya akan terus berusaha pengelolaan BBUP kedepan akan jauh lebih maksimal. “Untuk solusi agar BBU bisa di optimalkan keberadaannya, hanya dengan perbaikan irigasi, namun kami memiliki opsi sementara agar BBU bisa berjalan dengan mengalihfungsikan menjadi lahan pengembangan tanaman holtikultura, seperti cabai,” ungkapnya.
Sementara itu, menyikapi hal ini Staf Direktorat Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan RI, Rizki Hermawan, menegaskan akan menyampaikan permaslahan yang ada di BBU Nasal tersebut ke Kementerian Pertanian RI untuk dicarikan solusi, namun dirinya juga berharap adanya kolaborasi dari stakeholder seperti PUPR untuk bersama-sama mencarikan jalan keluar tertutupnya saluran irigasi di BBU dan BBI Nasal.
"Apa yang kita temukan di lapangan ini secepatnya akan kita smapaikan dan berupaya mencarikan solusi melalui anggaran 2022 atau pada 2023 mendatang," tutupnya (jul)
Sumber: