Jembatan Penghubung Dua Kecamatan Tak Bisa Lagi Dilalui, Pejalan Kaki Wajib Hati-hati

Jembatan Penghubung Dua Kecamatan Tak Bisa Lagi Dilalui, Pejalan Kaki Wajib Hati-hati

RASELNEWS.COM, BENGKULU SELATAN - Kondisi jembatan semi permanen Air Nelengau yang merupakan penghubung antara Desa Ganjuh Kecamatan Pino menuju Dusun Muara Pandan, Desa Maras Kecamatan Air Nipis Kabupaten Bengkulu Selatan (BS), terkesan dibiarkan rusak.

Kondisi jembatan penghubung dua kecamatan tersebut saat ini sudah sangat memprihatikan. Sejak dua tahun terkahir, jembatan yang merupakan jalur satu-satunya penghubung antar wilayah kecamatan itu tidak bisa lagi dilintasi kendaraan. Baik kendaraan roda dua, apalagi kendaraan roda empat.

Kades Ganjuh, Yayan Maryadi mengaku, bangunan jembatan itu merupakan milik Pemkab BS. Memang saat ini jembatan tersebut tidak bisa lagi dilalui kendaraan, lantaran lantai jembatan yang terbuat dari papan sudah rusak parah. Kerusakan ini, sudah berlangsung sejak tahun 2020 lalu atau dua tahun silam.

Pihaknya, sudah beberapa kali mengusulkan ke Pemerintah Kabupaten terkait rehab pembangunan jembatan tersebut. Bahkan, Bupati BS Gusnan Mulyadi, belum lama ini juga sudah melakukan pengecekan langsung jembatan itu, namun belum juga ada realisasi perbaikan.

"Ya, kalau rusak memang sudah lebih kurang dua tahun ini. Kami sudah mengusulkan perbaikan ke pemerintah kabupaten. Bahkan, Bupati juga sudah melakukan pengecekan langsung jembatan tersebut. Namun, terkait pembangunan ataupun perbaikan tergantung dengan pemerintah kabupaten," pungkas Kades.

Terpisah, Hedi (36) salah satu warga Desa Ganjuh menuturkan, dengan kondisi jembatan yang rusak itu sangat menyulitkan masyarakat, khususnya masyarakat dua desa yang sering melintasi jembatan tersebut. Bukan hanya kendaraan saja yang tidak bisa lagi melintas di jembatan itu, warga berjalan kaki saja harus ekstra hati-hati saat melintas.

Selain, lantai jembatan yang terbuat dari papan yang sudah bolong dan lepas serta banyak lapuk dimakan usia. Tidak sedikit pula tali sling penahanan jembatan yang sudah lepas.

"Jembatan itu sudah rusak sejak lama. Parahnya, sejak dua tahun terakhir jembatan itu tidak bisa lagi dilintasi kendaraan roda empat maupun roda dua. Dengan kondisi jembatan rusak, masyarakat lebih memilih menyeberangi sungai Air Nelengau yang deras," keluhnya.

Selain akses dua kecamatan, lanjut Hedi, jembatan tersebut juga merupakan akses masyarakat untuk mengeluarkan hasil pertaniannya. Mulai dari petani kopi, karet, padi, kelapa sawit dan berbagai hasil pertanian lainnya. Untuk itu, masyarakat sangat mengharapkan pemerintah dapat memperbaiki jembatan tersebut.

Jika kondisi itu terus dibiarkan berlarut-larut, dapat dipastikan jembatan akan ambruk. Bahkan, dapat membahayakan masyarakat yang melintas.

"Cukup jembatan di wilayah Kecamatan Seginim saja yang memakan korban jiwa lantaran dibiarkan rusak. Jangan sampai jembatan di desa kami ini juga ikut memakan korban. Kami berharap ada perhatian pemerintah untuk membangun jembatan itu," harap Hedi.(one)

Sumber: