Ada Puluhan Hektar Tanaman di Bengkulu Selatan Rusak
RUSAK: Tanaman perkebunan petani Bengkulu Selatan rusak parah diterjang arus banjir bandang-istimewa/rezan okto wesa-raselnews.com
BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Banjir hebat dan tanah longsor serta pohon tumbang yang terjadi pada Senin (30/8), masih meninggalkan trauma bagi para korban.
Bahkan warga yang terdampak mengalami kerugian yang tidak sedikit.
Bukan hanya kerusakan rumah beserta isinya, pemilik lahan jagung dan sawah juga merugi karena tanaman mereka mengalami kerusakan akibat diterjang banjir.
Bahkan para pemilik kolam juga mengalami kerugian karena ikan yang dipelihara hanyut terbawa banjir setelah kolam mereka jebol.
BACA JUGA:Banjir Kembali Kepung Kabupaten Seluma
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) BS mencatat setidaknya 80 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir tersebar di tiga kecamatan.
Yakni 50 KK di Desa Cinto Mandi dan Telaga Dalam Kecamatan Pino Raya, delapan KK di Desa Ketaping Kecamatan Manna dan 22 KK di Desa Karang Caya Kecamatan Kedurang Ilir.
Sementara untuk areal pertanian, dilaporkan ada 59 hektar areal lahan perkebunan jagung dan tanaman holtikultura yang rusak. Rinciannya, 10 hektar tanaman cabai, 11 hektar tanaman jagung dan sisanya tanaman padi.
“Pendataan masih terus dilakukan. Kami bersama dinas terkait masih melakukan pemantauan dampak banjir yang dialami warga. Nantinya data ini akan menjadi dasar kami merinci nilai kerugian materiil untuk penyaluran bantuan stimulan,” ujar Sekretaris BPBD BS Rendra WS, SP kepada Rasel, kemarin (31/8).
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Banjir Hantam RSUD Kaur, Pasien Diungsikan
Namun, Rendra mengaku data lengkap korban akibat bencana banjir yang terjadi masih harus dilengkapi.
Terlebih beberapa kecamatan belum melaporkan data warga terdampak bencana banjir ke BPBD BS.
Khusus warga yang rumahnya mengalami kerusakan setelah diterjang banjir. BPBD BS berencana menyalurkan bantuan material bangunan sesuai nilai kerusakan yang terjadi.
Penyaluran juga akan disertakan dengan paket sembako untuk menbantu para korban.
“Beruntungnya debit air di beberapa titik banjir cepat surut. Jadi masyarakat tidak perlu berlama-lama mengungsi. Kami berharap kedepan warga lebih waspada dan bisa mengantisipasi dampak bencana yang bakal terjadi,” harap Rendra.
Jagung 500 Kg Hanyut
Sementara itu, Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian BS, Ikat Maulana mengaku kerusakan tanaman pertanian akibat banjir paling banyak ditemukan di Kecamatan Air Nipis dan Seginim.
Termasuk lahan pertanian di wilayah Kecamatan Kedurang dan Manna. Sementara banjir di Kecamatan Pino Raya disebutkan tidak terlalu menimbulkan dampak kerusakan lahan pertanian.
BACA JUGA:Rutan Manna Kebanjiran, Seluruh Blok Terendam
“Yang belum terdata sekarang ini yaitu tanaman pertanian di Kecamatan Pino, Ulu Manna dan Bunga Mas. Target kami data ini selesai dalam dua hari agar bisa dikirim ke Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu,” ujar Ikat.
Ditambahkan Kasi Perbenihan dan Perlindungan Bidang Tanaman Pangan dan Holtkultura, Pedi Sumantri MP, data sementara yang diterima dari para penyuluh pertanian, ada 47,45 hektar tanaman yang mengalami rusak berat.
Dari jumlah itu, mayoritas adalah tanaman jagung. Sisanya semangka, cabai, tomat, pisang, dan ubi.
“Ini baru data sementara. Masih ada yang belum melapor karena penyuluh juga masih menghimpun data lapangan,” imbuh Pedi.
BACA JUGA:Pantau Banjir, Bupati Kaur Janji Carikan Solusi
Tak hanya tanaman, kerugian juga dialami Yanuar Zahri, warga Desa Batu Kuning Kecamatan Pasar Manna.
Sebab jagung kering yang disimpannya sebanyak 500 Kg, hanyut terbawa banjir.
“Untuk bantuan, ada. Tapi kami usulkan dulu ke (Distan) provinsi. Sebab bantuan tanggap darurat tidak ada (di Distan BS,red),” sebut Pedi.
Dari data sementara itu, kerusakan tanaman jagung paling banyak terjadi di Kecamatan Kota Manna dengan luas 16,25 hektar dan semuanya tanaman jagung.
Kedurang Ilir 6 hektar dengan rincian jagung, cabai, dan tomat.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Tiga Rumah di Keban Jati Terendam Banjir
Kedurang 9,35 hektar terdiri jagung dan semangka dengan luas seperempat hektar.
Pasar Manna 10,11 hektar terdiri jagung dan padi hanya 0,14 hektar.
Manna 0,4 hektar semanya jagung.
Pino 5,34 hektar terdiri jagung serta pisang dan ubi dengan luas 0,5 hektar.
“Bantuan ini biasanya dalam bentuk benih. Tapi kapan turun belum tahu. Sebab itu kita masih mendata,” pungkas Pedi. (rzn/and)
Sumber: