Begini Kronologis Meledaknya Mesin Perebus Pabrik PT SBS Bengkulu Selatan

Begini Kronologis Meledaknya Mesin Perebus Pabrik PT SBS Bengkulu Selatan

Penyidik dari Polres Bengkulu Selatan memasang garis polisi di lokasi ledakan PT SBS di Desa Nanjungan-rezan okto wesa-raselnews.com

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Tragedi meledaknya mesin perebus tanda buah segar (TBS) PT Sinar Bengkulu Selatan (BS), Jumat (21/10/2022) siang atau sekitar pukul 13.04 WIB menjadi duka semua pihak, terutama keluarga korban.

Dua nyawa melayang dalam tragedi meledaknya sterilizer atau mesin perebus TBS PT SBS yang berada di Desa Nanjungan Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan itu.

Mereka adalah Iswandi Afindi (38), warga Desa Tanggo Raso Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Muslimin (40), warga perumahan PT. SBS Desa Nanjungan.

BACA JUGA:Polres Bengkulu Selatan Periksa Petinggi PT SBS

Dari informasi didapat, sterilizer yang terdiri dari lima gerbong perebus TBS kelapa sawit itu meledak lantaran tidak kuat menahan uap panas yang dialirkan dari pipa boiler.

Saking kerasnya ledakan, suara dentuman terdengar hingga radius tiga kilometer.

Suara ledakan kontan membuat warga sekitar panik.

Data terhimpun, sebelum terjadi ledakan pada sterilizer, pengawas PT. SBS memerintahkan karyawan bagian perebusan untuk memosisikan mesin boiler dalam kondisi siap operasi.

Operasi awal perebusan TBS sekitar pukul 12.15 WIB. Saat perebusan awal, 20 karyawan dan 2 mandor perebusan terus berjaga di lokasi.

Pada 30 menit operasional, belum ada tanda kerusakan atau tanda kebocoran pada dinding sterilizer.

Sterilizer yang berkapasitas 50 ton ini terus merebus TBS hingga sebagian di antaranya berhasil dialirkan ke loading ram bagian depan.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Mesin Pabrik Kelapa Sawit di Bengkulu Selatan Meledak, Dua Orang Tewas

Namun setelah hampir satu jam beroperasi, mesin tiba-tiba meledak. Iswandi dan Muslimin, yang tengah bertugas, berada paling dekat dengan pusat ledakan.

Pengawas Produksi PT. SBS Jsman Hamim bahkan mengaku jika dua korban tengah berada di atas sterilizer karena bertugas sebagai pemantau dan aliran gas dari boiler.

Keduanya ditemukan ketika pengawas melakukan pengecekan pusat ledakan.

“Saat pemeriksaan, kami menemukan dua rekan kami yang terbaring akibat ledakan. Keduanya saat ledakan berada di atas sterilizer. Mereka bertugas sebagai pemantau sterilizer dan aliran gas dari boiler,” beber Jusman ditemui Raselnews.com di lokasi PT. SBS, Jumat (21/10).

Saat ledakan terjadi, karyawan lain tengah beristirahat siang. Namun karyawan yang bertugas di bagian perebusan, memang tetap bekerja karena mesin boiler tidak mungkin dimatikan karena proses perebusan baru berjalan.

“Saat kejadian, saya bersama tim pengawas masih beristirahat di luar. Namun seketika terdengar suara ledakan, semua loading ram beserta TBS di dalamnya berserakan ke atas. Sedangkan karyawan yang lain, terlihat berhamburan keluar pabrik,” sambung Jusmam.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Ini Identitas Korban Tewas Mesin Pabrik Kelapa Sawit di Bengkulu Selatan Meledak

Satu korban diketahui meninggal dunia di lokasi setelah tim pengawas melakukan pemeriksaan.

Sedangkan satu korban lainnya sudah dalam kondisi kritis sehingga langsung dilarikan RS As-Syifa.

“Kami belum bisa memaparkan secara rinci penyebab kecelakaan ini. Terutama terkait ledakan di bagian produksi. Sebab kami harus melakukan pengecekan mendalam agar sumber utama ledakan dapat diketahui,” ungkap Jusman.

Perusahaan Bertanggungjawab

Ditambahkan Pengawas Pembantu PT. SBS, Hans F. Yudho, ledakan sterilizer yang terjadi merupakan kali pertama sejak pabrik didirikan pada 2011 lalu.

Ia mengakui sejak pabrik didirikan, loading ramp beserta sterilizer belum pernah dibongkar atau diservis.

“Selama ini kondisinya baik-baik saja. beroperasional lancar tanpa kerusakan. Kami tidak menyangka akan terjadi (ledakan) seperti ini,” ratapnya menyesali kejadian tersebut.

BACA JUGA:Karyawan SBS Tewas Setelah Terjerembab ke Mesin Janjang

Mewakili manajemen PT. SBS, Hans mengaku perusahaan akan bertanggung jawab penuh atas kejadian yang terjadi.

Pihak perusahaan akan menjamin para karyawan yang terdampak maupun yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja tersebut.

“Akan kami jamin semuanya. Tapi tetap kami akan melapor ke atasan dulu, menunggu pak manager pulang dari cuti untuk (tanggung jawab seperti apa yang akan diberikan) lebih rincinya,” tutur Hans. (rzn)

Sumber: