Proyek Tebat Gelumpai Bikin Celaka Pengendara

Proyek Tebat Gelumpai Bikin Celaka Pengendara

Kondisi Jalan Lintas Sumatera di Desa Batu Lambang yang licin akibat tertimbun tanah proyek Tebat Gelumpai-sugio aza putra-raselnews.com

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Proyek penataan Tebat Gelumpai kembali mendapat sorotan. Aktivitas truk pengangkut tanah menyebabkan pengguna jalan dan warga sekitar tidak nyaman.

Tanah yang berceceran di sepanjang Jalinbar Sumatera wilayah Desa Batu Lambang sampai ke Desa Batu Kuning Kecamatan Pasar Manna mengakibatkan badan jalan licin.

Akibatnya, banyak pengendara yang mengalami kecelakaan. Saat panas, debu bertebaran yang membuat warga sekitar Tebat Gelumpai terganggu.

BACA JUGA:Meresahkan, Pemuda Padang Gilang Dievakuasi Dinsos Bengkulu Selatan ke RSJKO Bengkulu

“Tadi malam (Sabtu, 10/12/2022) kan hujan, tanah yang tercecer dari truk proyek Tebat Gelumpai di sepanjang jalan Desa Batu Lambang sampai ke Desa Batu Kuning menyebabkan aspal licin, banyak pengendara motor yang kecelakaan, mungkin ada sekitar 20-an,” ungkap Yunglian, salah seorang pengendara yang turut menjadi korban kecelakaan.

Hal itu pun mendapat sorotan Anggota DPRD Bengkulu Selatan, Drs. Yunadi. Ia menyebut ada kelalaian dari pihak pelaksana proyek atas terjadinya hal tersebut.

BACA JUGA:Terkumpul Rp304 Juta, Donasi untuk Cianjur dari Bengkulu Berlanjut

“Pelaksana proyek pasti tahu kalau tanah yang berceceran di jalan raya itu akan membahayakan penggunakan jalan, saat hujan jalan licin saat panas jalan berdebu. Seharusnya hal itu tidak dibiarkan. Tapi kalau sudah terjadi banyak pengendara kecelakaan, itu kan memang kelalain pelaksana proyek,” ujar Yunadi.

Seharusnya, kata Yunadi, pelaksaan proyek Tebat Gelumpai tidak membiarkan tanah berceceran di jalan raya.

Hal itu dapat diatasi dengan cara melakukan penyiraman untuk membersihkan tanah yang tercecer di jalan. Namun hal itu tidak dilakukan sehingga masyarakat yang menjadi korban.

BACA JUGA:Kemensos Siapkan Bansos Yatim Piatu Rp200 ribu, Bulan Ini Cair

“Seharusnya tanah yang tercecer di jalan cepat disiram dan dibersih agar tidak membahayakan pengguna jalan dan menganggu kenyamanan warga sekitar. Tahun lalu hal ini kan pernah juga terjadi, waktu pengangkutan tanah penimbun dari dekat jembatan Air Manna. Terkesan persoalan seperti ini tidak diperhatikan pelaksana proyek, sehingga kembali terulang,” sesal Yunadi.

Ia meminta Pemda BS selaku pemegang wilayah lokasi proyek Tebat Gelumpai melakukan pengawasan maksimal.

Jangan sampai aktivitas proyek menganggu kenyamanan masyarakat apalagi sampai membahayakan keselamatan.

BACA JUGA:Upah Minimun 8 Kabupaten di Provinsi Bengkulu Rp2.4 Juta, Mukomuko Tertinggi

“Saya minta ada pengawasan dari Pemda terkait aktivitas proyek Tebat Gelumpai supaya tidak ada yang mengganggu kenyamanan dan keselamatan warga. Kita mendukung pembangunan, tapi pihak pelaksana proyek seharusnya juga memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, jangan seenaknya saja,” tukas Yunadi. (yoh)

Sumber: