Hutan Bentang Alam Seblat Rusak, Picu Bencana Ekologi dan Krisis Iklim, Habitat Harimau dan Gajah Terancam
BENGKULU, RASELNEWS.COM - Kerusakan kawasan hutan Bentang Alam Sebelat semakin parah.
Aksi pembalakan liar dan perambahan hutan Bentang Alam Sebelat makin parah setiap tahunnya.
Konsorsium Bentang Alam Seblat mendata kurun waktu 1 tahun terakhir, setidaknya 115 titik aktivitas ilegal berupa pembalakan dan perambahan hutan terjadi.
BACA JUGA:Pilkades Serentak di Bengkulu Selatan, 40 Cakades Bersaing, 6 Incumbent Berikut Daftarnya
Akibatnya, 26.528,27 hektar hutan mengalami kerusakan. Habitat satwa kunci seperti harimau sumatera dan disway.id/listtag/26108/gajah">gajah semakin sempit.
Kondisi ini bisa memicu terjadinya konflik bencana ekologi dan krisis iklim.
Manager Kampanye Hutan dan Perkebunan Kanopi Hijau Indonesia, Erin Dwiyanda mengatakan Bentang Alam Seblat menjadi kunci keselamatan sungai dan anak sungai yang mengairi ribuan hektar lahan.
BACA JUGA:Dampak El Nino dan Kemarau di Bengkulu, Warga Talang Padang Ngambil Air Bersih di Sumur Jepang
BACA JUGA:9 Potret Jessica Klopper, Kakak Rebecca Kloper yang Bikin Mata Pria Salah Fokus
Lahan pangan juga telah kehilangan sebagian fungsi hutan yang menyebabkan satwa kunci seperti harimau sumatera dan gajah akan bergerak menuju pemukiman untuk mencari mangsa.
Jika perambahan dan pembalakan liar ini terus terjadi, konflik ekologi dan krisis iklim di daerah ini akan semakin parah.
"Kejadian konflik antara manusia dengan harimau sumatera dan gajah yang terjadi belakangan ini menunjukkan bahwa habitat mereka sudah terganggu," kata Erin.
Sumber: manager kampanye hutan dan perkebunan kanopi hijau indonesia