Mengenal Trites, Kuliner Ekstrem Asal Karo Sumut dengan Bahan Utama 'Kotoran' Sapi

Mengenal Trites, Kuliner Ekstrem Asal Karo Sumut dengan Bahan Utama 'Kotoran' Sapi

Mengenal Trites, Kuliner Ekstrem Asal Karo Sumut dengan Bahan Utama 'Kotoran' Sapi-istimewa-raselnews.com

BENGKULU, RASELNEWS.COM - Jika Toba terkenal dengan Naniura, Simalungun populer dengan Dayok Nabinatur, Karo juga memiliki kuliner khasnya yang disebut Trites atau Pagit-pagit.

Makanan ini mirip dengan soto. Bahan utamanya adalah rumput yang diambil dari isi perut sapi, kerbau, atau kambing.

BACA JUGA:8 Fakta Air Terjun Trisakti Bengkulu yang Menarik Diketahui, Ada Spot Air Hangat Hingga Kuliner Khas Belitar

Untuk mengurangi bau dan rasa pahit dari rumput tersebut, biasanya juru masak menambahkan bumbu seperti rimbang dan sayur-sayuran.

Yang unik, makanan ini dikatakan memiliki efek penyembuhan pada penyakit maag dan membantu melancarkan sistem pencernaan.

Trites biasanya disajikan dalam acara-acara khusus seperti Merdang Merdem (syukuran panen raya) atau pesta kerja tahun, perayaan masuk rumah baru, atau perpisahan anak yang akan merantau.

BACA JUGA:Pencinta Kuliner Merapat! Pemkab Kaur Gelar Festival Gurita 21 Juni 2023 di Pantai Laguna

Syukuran pesta tahun biasanya diadakan setelah panen selesai.

Banyak orang keliru beranggapan bahwa makanan ini berasal dari kotoran sapi, tetapi itu adalah pandangan yang salah.

Rumput yang diambil dari perut hewan masih segar. Ketika hewan memakan rumput, rumput tersebut disimpan dalam perut besar mereka.

BACA JUGA:Keren...Lapangan Sekundang Disulap Jadi Sentra Kuliner, Ada Wifi Gratis

Rumput tersebut kemudian dicerna setelah dimamah kembali. Itu berarti rumput tersebut belum dicerna.

Memang rumput tersebut berbau, tetapi itu bukanlah kotoran. Rumput yang diambil dari proses pemamahan hewan tersebut dinamakan trites.

Masyarakat Karo meyakini bahwa Tuhan memberkati usaha petani sehingga panen mereka berhasil. Untuk melengkapi acara syukuran tersebut, masyarakat menyajikan pagit-pagit dan chimpa.

BACA JUGA:WiFi Gratis Kuliner Mulai Aktif

Meskipun sawah-sawah di Karo telah dialihkan menjadi ladang sayur dan tanaman buah, tradisi Merdang Merdem tetap dijaga dan dilestarikan.

Proses pengambilan trites tidaklah sembarangan. Ada trik khusus.

Rumput yang ada di perut besar sapi, kerbau, atau kambing diambil dan diperas menggunakan kain tipis. Air perasan rumput inilah yang menjadi bahan utama pembuatan pagit-pagit.

BACA JUGA:Pedagang Kuliner Segera Direlokasi

Air perasan rumput tersebut direbus selama 2-3 jam hingga menghasilkan kaldu. Kaldu yang dihasilkan masih memiliki bau amis, jadi untuk menghilangkan bau tersebut, biasanya kaldu ditambahkan dengan kulit pohon sikkam dan susu segar.

Kaldu dari rumput tersebut kemudian dimasak dengan jeroan, tulang lembu, kikil, dan babat. Daun ubi dan rimbang ditambahkan untuk meningkatkan nilai gizi dan rasa.

Bumbu-bumbu seperti cabai, bawang, serai, jahe, asam, rimbang, dan daun jeruk purut juga ditambahkan.

Sumber: