Sering Pakai Headset? Ini Risiko Kerusakan Pada Telinga, Jangan Menyesal!

Sering Pakai Headset? Ini Risiko Kerusakan Pada Telinga, Jangan Menyesal!

Dampak buruk headset-istimewa-freepik.com

RASELNEWS.COM - Pada masa kini, hampir semua orang menggunakan headset untuk berbagai keperluan, mulai dari mendengarkan musik hingga bertelepon.

Namun, penggunaan perangkat ini tidak selalu aman dan justru dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan telinga. Seperti telinga berdengung yang dikenal dengan nama tinitus.

Sebelum mengetahui dampak lain penggunaan headset, perlu diketahui bahwa saat seseorang mendengarkan suara, suara tersebut akan dihantarkan ke dalam lubang telinga.

BACA JUGA:Pasti Bikin Jijik! Ini Penyebab Penyakit Tipes, Kelompok Ini Paling Rentan

Di dalam lubang telinga, terdapat gendang telinga. Di belakangnya ada tiga tulang kecil yang akan bergetar karena getaran suara tersebut.

Selanjutnya, getaran akan dihantarkan menuju koklea atau "rumah siput". Di dalam koklea, terdapat rambut-rambut halus yang akan menghantarkan listrik ke otak, menimbulkan suara yang sesuai dengan yang didengarkan telinga.

Ada beberapa organ penting dalam telinga yang mungkin dapat mengalami kerusakan, salah satunya adalah rambut halus dalam koklea.

Saat seseorang terpapar suara yang terlalu keras dalam waktu lama, rambut-rambut halus tersebut bisa rusak, menyebabkan suara berdengung atau tinitus.

BACA JUGA:Kencing Darah Jangan Diabaikan, Berikut Penyebab dan Cara Penanganannya

Hal ini dapat disebabkan juga oleh proses degeneratif, benturan, tumor, atau obat-obatan yang bersifat ototoksik.

Bagi yang sering menggunakan headset terlalu lama atau terlalu keras, harus berhati-hati karena dapat menyebabkan kerusakan pada telinga.

Disarankan untuk tidak menggunakan headset lebih dari 1 jam sehari. Jika memang dibutuhkan lebih lama, sebaiknya beristirahat setelah 60 menit mendengarkan dengan menggunakan headset atau earphone.

Selain itu, volume HP juga tidak boleh dikencangkan lebih dari 60 persen dari volume handphone sendiri.

Perubahan ketinggian yang mendadak, seperti saat naik pesawat atau menyelam, juga dapat menyebabkan nyeri telinga dan tinitus.

BACA JUGA:Orang Tidak Merokok Juga Rentan Terkena Penyakit Paru, Kok Bisa? Ini Penyebabnya

Untuk mengurangi ketidaknyamanan tersebut, cobalah mengunyah permen atau menelan air ludah untuk membuka saluran tuba eustasius di telinga.

Jika tinitus tidak kunjung mereda, konsultasikan dengan dokter spesialis THT atau neuroontologi untuk mengetahui penyebabnya.

Telinga sakit dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti proses infeksi, perubahan tekanan udara, penumpukan cairan atau kotoran telinga, cedera, atau adanya tumor. Jangan biarkan keluhan berlanjut, segera cari penanganan yang tepat. (and)

Sumber: