BENGKULU - Rohidin Mersyah mengaku sejak menjabat Gubernur Bengkulu, sama sekali tidak pernah mengeluarkan izin perusahaan tambang. Termasuk izin untuk PT. Inmas Abadi yang dinilai merusak bentang alam sehingga mengancam habitat asli gajah kawasan Hutan Seblat Bengkulu Utara.
“Selama saya menjadi Gubernur, tidak pernah ada izin yang saya keluarkan,” ungkap Rohidin, Senin (25/10). Dia menyebut izin pertambangan langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Terkait polemik izin perusahaan tambang, Rohidin mengaku bukan karena dirinya memperpanjang atau menyetujui izin PT. Inmas Abadi. Namun pemerintah mengambil sebagian lahan yang diajukan PT. Inmas Abadi saat mengurus izin, agar bisa menjadi koridor lalu lintas gajah. Hal itu agar konservasi gajah betul-betul aman. Rohidin bahkan mengklaim habibat gajah menjadi salah satu perhatian Pemprov Bengkulu untuk diselamatkan. “Pemprov sudah bersurat pada Kementerian ESDM dan LHK RI agar dapat meninjau ulang perizinan tambang yang ada di Provinsi Bengkulu,” ujar Rohidin. Sementara itu, Koalisi Selamatkan Bentang Alam Sebelat (SBAS), Senin (25/10), melakukan aksi damai penolakan terhadap PT. Inmas Abadi. Presiden Mahasiswa UNIB, Tere Ade Rempas, mengatakan keberadaan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara itu, dapat mengancam kawasan Bentang Sebelat yang merupakan habitat alami Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatrensis). “Kami selaku koalisi SBAS yang merupakan gabungan 64 lembaga, mulai dari mahasiswa, OKP, dan NGO serta perwakilan masyarakat, meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tidak mengubris permintaan PT. Inmas Abadi yang ingin menyusun dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL),” tegasnya dalam aksi tersebut. (cia)Didemo Koalisi SBAS, Rohidin: Saya Tak Pernah keluarkan Izin Tambang
Selasa 26-10-2021,09:58 WIB
Editor : Rasel01
Kategori :