RASELNEWS.COM, BENGKULU - Harga TBS (Tanda Buah Segar) kelapa sawit di Provinsi Bengkulu yang sebelumnya sempat Rp 3000 perkilogram, anjlok di angka Rp1000 per kilogram. Kebijakan larangan ekspor CPO yang akan dikeluarkan pemerintah, disinyalir menjadi salah satu penyebab.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikutura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, Ir. Ricky Gunarwan mengatakan dengan adanya larangan ekspor CPO, para pengusaha yang memiliki pabrik pengolahan CPO secara otomatis akan mengurangi pembelian. karena mereka menyadari kalau hanya untuk memenuhi permintaan CPO dalam negeri saja, jumlahnya tidak seberapa, dan tidak akan mampu menampung CPO yang dihasilkan seluruh pabrik di Indonesia. Penyebab lainnya banyak pabrik yang tutup menjelang Idul Fitri 1443 Hijriaah. “Larangan ekspor membuat banyak pabrik mengurangi produksinya, padahal CPO yang sudah dihasilkan harus segera dikirim,” ujar Ricky, Senin (25/4). Ricky mengatakan kondisi ini diperparah dengan banyaknya petani yang sudah memanen sawit mereka sebelum terlalu masak. Akibatnya terjadi penumpukan buah di pabrik. “Semua dirugikan, rakyat rugi, pabrik rugi, negara juga rugi. Mudah-mudahan larangan ekspor ini tidak begitu lama, dan harga kembali normal kembali," kata Ricky. Ricky berharap masyarakat bersabar, harga TBS diprediksi akan kembali naik setelah ekspor CPO kembali diperbolehkan pemerintah. Saat ini kebutuhan CPO mencapai 10 juta ton. Namun produksinya lebih dari itu sehingga permintaan dan produksi tidak seimbang. "Kalau pasar tinggi maka pembelian TBS pada masyarakat juga tinggi," ucapnya. (cia)Ini Penyebab Harga TBS Anjlok
Selasa 26-04-2022,10:49 WIB
Editor : Rasel01
Kategori :