JAKARTA, RASELNEWS.COM - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan, bahwa harga beras yang dijual Bulog tidak akan mengalami kenaikan.
Meski pada kenyataannya, ia mengakui ada kenaikan harga beras yang dijaul di pasaran saat ini.
Menurutnya, penyebab kenaikan harga beras karena adanya peningkatan harga gabah.
"Harga gabah naik, oleh karena itu (harga beras) sedikit naik. Tetapi beras Bulog dijamin harganya (tidak naik)," kata Zulkifli di Jakarta, Rabu 12 Oktober 2022.
Kendati begitu, Zulkifli tidak menjamin untuk beras premium bisa dijaga dari kenaikan harga di pasaran.
Alasannya, beras premium mengikuti mekanisme pasar. Artinya, tidak ada intervensi pemerintah terkait harga jual beras tersebut.
"Kalau (beras) premium kan seperti minyak goreng yang brand, tapi yang Bulog itu harganya tetap tidak berubah, kalau ada kenaikan tentu ditanggung oleh pemerintah," ungkapnya. BACA JUGA:Sawah Desa Jadi Lumbung Beras
Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga beras premium rata-rata berada di angka Rp 12.630 per kilogram.
Sementara, beras medium rata-rata berada di angka Rp 11.090 per kilogram.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menyatakan, bahwa kenaikan harga beras sudah tidak bisa dihindari.
Sebab, ada beberapa kenaikan harga, seperti harga pupuk hingga biaya distribusi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). BACA JUGA:Pemprov Bangun Gudang Gabah di Kecamatan Seginim
"Jadi memang tidak bisa dihindari kenaikan harga (Beras)," kata Arif, di Pasar Induk Cipinang, Jakarta.
Kendati harga beras naik, kata Arief, kebutuhan daya beli masyarakat akan beras tetap tinggi.
"Ketersedian Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) hanya 30 hingga 40 ribu ton, bulan lalu sudah terdistribusi sebanyak ribu ton," sebutnya. (**)