Peringatan HBN, Ini Kata Bupati Bengkulu Selatan

Selasa 20-12-2022,16:11 WIB
Reporter : admin53radarselatan
Editor : admin53radarselatan

BENGKULU SELATAN, RASELNEWS.COM - Peringatan Hari Bela Negara (HBN), menjadi momentum membangkitkan semangat membangun dan mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selaras dengan tema peringatan Hari Bela Negara (HBN) ke-74 tahun 2022, yakni "Bangkit Bela Negaraku Jaya Indonesiaku".

Tema tersebut mengisyaratkan masyarakat untuk terus mengobarkan dan mengimplementasikan sikap berkorban demi bangsa dan negara, serta bangkit bersama menuju Indonesia jaya.

BACA JUGA:Difasilitasi Wakil Ketua MPR RI, Bupati Bengkulu Selatan Temuai Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

"Seluruh warga negara harus memilikhi semangat, kesadaran dan kemampuan bela negara. Kita harus mempunyai daya tangkal dan ketangguhan dalam menghadapi situasi yang semakin berkembang pesat dan kompleks disegala bidang," kata Bupati Gusnan Mulyadi yang bertindak sebagai Inspketur Upacara kemarin (19/12).

Disampaikan Gusnan, nilai dasar bela negara adalah cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan kemampuan awal bela negara. Nilai-nilai inilah yang harus terus diimplementasikan dalam program pembinaan kesadaran bela negara, baik itu di lingkungan pendidikan, lingkungan pekerjaan maupun lingkungan masyarakat pada umumnya.

Sejarah Hari Bela Negara, disampaikan Gusnan diperingati setiap tanggal 19 Desember adalah berdasarkan peristiwa tanggal 19 Desember 1948 silam.

BACA JUGA:Istri Mantan Bupati Bengkulu Selatan Laporkan Agen Asuransi Prudential ke Polisi, Kerugian Rp226 Juta

Saat terjadi peristiwa Agresi Militer II oleh Belanda. Kala itu, Belanda melancarkan serangan ke Ibu Kota Indonesia yang kala itu berada di Kota Yogyakarta. Dalam penyerangannya tersebut, Belanda turut melakukan penangkapan terhadap tokoh-tokoh penting nasional.

Peristiwa Agresi Militer II pada 19 Desember 1948 oleh Belanda tersebut menyebabkan ibu kota negara jatuh. Akibatnya, pemerintah Indonesia kemudian membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat.

“Hal inilah yang menjadi sebuah tonggak sejarah sangat penting bagi rakyat Indonesia dalam upaya menjaga tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” pungkas Gusnan. (one)

Kategori :