BACA JUGA:Ngamar di Hotel Bengkulu Selatan, Warga Musi Rawas Ditangkap Tim Totaici, Ditemukan Barang Haram
BACA JUGA:BMKG: Warga Bengkulu Diminta Waspadai Angin Kencang dan Hujan
"Tahun 2023 ini, Bengkulu masuk dalam 10 Provinsi dengan penurunan presentasi angka kemiskinan sebesar 0,28 persen.
Di mana angka penduduk miskin ekstrem mengalami penurunan pada tahun 2021 dari 74.840 menjadi 73.330 pada tahun 2022," kata Rohidin.
Berdasarkan survey status gizi Indonesia (SSGI) data prevalensi stunting Provinsi Bengkulu sebesar 22,1 persen, dan untuk data stunting tertinggi berada di Kabupaten Rejang Lebong yakni sebesar 26,0 persen dan terendah di Kabupaten Kaur sebesar 11,3 persen.
BACA JUGA:Kerugian Dana Desa Nanti Agung Rp300 Juta, Nih Rinciannya
BACA JUGA:Seleksi Magang ke Jepang Kembali Dibuka
Dikatakan Rohidin, terdapat sejumlah kabupaten yang angka prevalensi stunting masih tinggi yakni Rejang Lebong 26,0 persen, Bengkulu Tengah 25,5, persen dan Seluma 24,7 persen.
"Kementerian keuangan menyampaikan akan ada dana insentif daerah, bagi Provinsi yang berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem dan stunting. Namun, lebih penting daripada itu ketika angka kemiskinan dan stunting bisa turun," pungkas Rohidin. (one/cia)