BACA JUGA:Bioetanol, BBM Baru Berbahan Tetes Tebu yang Segera Dijual Pertamina, Ternyata Harganya Segini
Pada tahap kedua Satria-1 melanjutkan perjalanan sambil dibawa pendorong kedua menuju target orbit.
Sestimiasi waktu yang dibutuhkan Satria-1 hingga sampai di orbit sekitar waktu 27 menit.
Satelit ini bisa memfasilitasi layanan internet di 50 ribu titik fasilitas publik dengan kecepatan 4 Mbps.
Walaupun saat ini satelit Satria – 1 sukses diluncurkan dan sudah berada di orbit, namun saat ini belum bisa digunakan.
BACA JUGA:Hanya Selembar Surat Umar bin Khatab, Sungai Nil yang Kering Kembali Mengalir
BACA JUGA:Camkan! Nabi Muhammad Sebut Ada 4 Kriteria Memilih Pemimpin
Satelit ini membutuhkan waktu 145 hari atau 4 bulan lebih agar bisa beroperasi.
Diketahui, satelit ini dibangun oleh Satelit Nusantara 3 dan dirakit Thales Alenia Space (TAS) di Prancis memakai platform SpaceBus NEO.
Namun dalam perjalanannya biaya investasi pembuatan Satria-1 membengkak. Perkiraan awal proyek ini akan menelan anggaran US$450 juta atau setara Rp6,6 triliun, ternyata tidak cukup.
BACA JUGA:Suku Baduy Tolak Internet, Khawatir Moral Generasi Rusak, Ini Respon Kementerian Kominfo
BACA JUGA:Olahraga Ini Paling Dianjurkan Nabi Muhammad, Ada 8 Manfaat Bagi Kesehatan, Berikut Penjelasannya
Sehingga anggaran harus ditambah menjadi US$540 juta atau setara Rp8 triliun.
Pembengkakan biaya ini terjadi salah satunya karena dampak perang Rusia dan Ukraina.
Awalnya Satria-1 direncanakan diangkut menggunakan pesawat Antonov, namun tidak jadi karena dampak perang tersebut.
Kemudian Satria-1 diangkut menggunakan kapal kargo Nordic dari Perancis menuju Cape Canaveral melalui jalur laut yang membutuhkan waktu 17 hari. (red)