BENGKULU, RASELNEWS.COM - Musim trek sawit di Bengkulu yang sedang terjadi saat ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah perkebunan kelapa sawit di Bengkulu.
Hasil panen sawit petani susut hingga 70 persen. Musim trek ini dipengaruhi oleh musim kemarau yang melanda Bengkulu tak kunjung berakhir.
BACA JUGA:Logistik Pilkades di Kaur Disalurkan, Besok Pencoblosan, Berpeluang Dua Putaran
BACA JUGA:Curhat Iptu Alvian Hidayat, Suami Karina Dinda Lestari, Dokter Cantik yang Kepergok Selingkuh
Akibatnya sawit petani tidak produktif akibat kekurangan unsur hara.
Musim trek sawit di Bengkulu ini bukan saja berdampak pada petani. tetapi juga berimbas pada pabrik pengolahan kelapa sawit yang kesulitan mendapatkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit untuk diolah.
Kalaupun ada buah masuk ke pabrik, jumlahnya jauh dari target harian yang ditetapkan oleh manajemen pabrik di Bengkulu.
Contohnya saja pabrik pengelolaan kelapa sawit PT. Sinar Bengkulu Selatan (SBS) yang berada di Desa Nanjungan Kecamatan Pino Raya.
Walaupun pabrik itu berada di daerah basis kelapa sawit pertama di Bengkulu, namun saat ini kesulitan mendapatkan TBS untuk diproduksi menjadi CPO.
Sejak mulai kembali memproduksi CPO pada awal September lalu, Pabrik pengolahan kelapa sawit PT SBS mampu mengolah TBS dengan kapasitas 64 ton per jam.
BACA JUGA:Kajari Bengkulu Selatan Berganti, Srikandi Asal Tegal Gantikan Hendri, Ini Sosoknya
Namun karena keterbatasan bahan baku, saat ini hanya mampu mengolah 300 ton TBS selama 24 jam. Padahal optimalnya TBS mampu dikelola hingga 1.200 ton lebih.